TEMPO.CO, Jakarta - Rusia meyakini Menteri Luar Negeri China Qin Gang bercanda ketika menyampaikan soal tangan gaib biang kerok perang Ukraina. Namun Kremlin mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang mengemudikan perang di Ukraina.
"Di sini kita mungkin tidak setuju dengan rekan-rekan China kita. Ini tentu saja sebuah lelucon. Anda tahu apa leluconnya: ini bukan tangan yang tidak terlihat, ini adalah tangan Amerika Serikat, ini adalah tangan Washington, " kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Selasa, 7 Maret 2023.
"Washington tidak ingin perang ini berakhir. Washington ingin dan sedang melakukan segalanya untuk melanjutkan perang ini. Ini adalah tangan yang terlihat,” ujarnya menambahkan.
Peskov mengatakan Moskow memperhatikan rencana perdamaian 12 poin untuk Ukraina yang diterbitkan Beijing bulan lalu. Dia menyoroti peran penting China dalam peta kekuatan dunia.
Sebelumnya, Qin mengatakan krisis Ukraina tampaknya didorong oleh tangan gaib yang memperluas dan meningkatkan konflik. Dia menyebut tangan tak terlihat itu menggunakan Ukraina "untuk melayani agenda geopolitik tertentu".
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan Ukraina untuk berperang melawannya. Narasi itu ditolak oleh Kyiv dan Barat.
Barat meyakini Ukraina berjuang untuk bertahan hidup melawan perampasan tanah kekaisaran Rusia.
Mengacu pada inisiatif gencatan senjata China yang diumumkan bulan lalu, Peskov mengatakan Moskow terus berhubungan dengan Beijing.
"Negara besar, raksasa, kuat, dan berwibawa seperti China tidak bisa gagal untuk memiliki suaranya sendiri dalam masalah-masalah yang menjadi agenda dunia," kata Peskov. "Kami sangat memperhatikan semua ide yang kami dengar dari rekan-rekan kami di Beijing."
Beijing dan Moskow mendeklarasikan kemitraan tanpa batas, sebulan sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Walau dalam beberapa waktu terakhir menyerukan perlu ada perundingan damai, China menolak untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sela-sela pertemuan parlemen tahunan di Beijing tadi, Qin mengatakan, China harus memajukan hubungannya dengan Rusia karena dunia menjadi lebih bergolak. Menurutnya, interaksi dekat antara kedua pemimpin - Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin - menjadi jangkar bagi hubungan China-Rusia.
Dia tidak memberikan jawaban pasti ketika ditanya apakah Xi akan mengunjungi Rusia setelah sidang parlemen China, yang berlangsung satu minggu lagi.
REUTERS
Pilihan Editor: Banjir di Malaysia: Lima Tewas, Jumlah Pengungsi Turun