Para diplomat yang menghadiri pengarahan di Beijing mengatakan mereka diberitahu bahwa panel-panel surya pada balon tersebut berarti bahwa balon itu membutuhkan lebih banyak tenaga dibandingkan sebuah balon cuaca, dan bahwa jalur penerbangannya tidak mengikuti dengan pola angin alamiah. Para pejabat AS mengatakan balon itu dilengkapi dengan kemudi dan baling-baling.
“Berdasarkan pengarahan AS, pemahaman kami sendiri tentang balon-balon tersebut dan fakta bahwa China sejauh ini telah menolak memberikan nama perusahaan atau entitas pemilik balon ini, kami sulit mempercayai bahwa ini adalah sebuah balon cuaca sipil,” kata seorang diplomat pertahanan dari negara Asia yang berbasis di Beijing.
Informasi ini sama dengan apa yang telah dibagikan Pentagon dengan wartawan sejak akhir pekan, yang mengatakan balon-balon itu bagian dari armada udara China yang juga telah melanggar kedaulatan negara-negara lain.
Washington Post melaporkan bahwa meskipun analis masih belum tahu seberapa besar armada balon tersebut, seorang pejabat AS mengatakan bahwa telah ada “puluhan” misi sejak 2018 dan bahwa balon-balon itu menggunakan teknologi yang digunakan oleh sebuah perusahaan swasta China.
REUTERS
Pilihan Editor: Rusia Minta Kedutaan Besar Amerika di Moskow Setop Sebarkan Berita Palsu