TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Ukraina yang terdiri dari empat tokoh masyarakat, termasuk pejabat senior, akan mengunjungi Indonesia pada 6 sampai 10 Februari 2023. Mereka dijadwalkan melakukan serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan pembuat kebijakan dan pejabat pemerintah RI, serta perwakilan dari komunitas bisnis hingga masyarakat sipil. Kunjungan dilakukan di tengah perang dengan Rusia yang masih berlangsung hingga kini.
Baca: Rusia Peringatkan Israel Jangan Kirim Senjata ke Ukraina
Utusan itu adalah Direktur Departemen Kerja sama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) Ukraina Anna Liubyma, Wakil Direktur Jenderal Institut Ukraina Alim Aliev, Pakar dari Pusat Komunikasi Strategis (CSC) Liubov Tsybulska, dan Profesor Politik Komparatif Olexiy Haran.
"Delegasi mengusulkan untuk membahas realitas situasi saat ini di Ukraina, mendengar dan mendiskusikan dampaknya terhadap Indonesia, dan menjajaki peluang kerja sama yang lebih erat antara kedua negara," tulis Kadin Ukriana dalam keterangan pers yang diterima Jumat, 3 Februari 2023.
Perang Rusia Ukraina dimulai sejak Februari 2022. Akhir bulan ini akan menandai satu tahun agresi Moskow ke negara tetangga, sama-sama pecahan Uni Soviet.
Indonesia tidak secara terang-terangan mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, namun beberapa kali menyerukan agar perang dihentikan. Indonesia juga menekankan pentingnya integritas atau kedaulatan negara, termasuk dukungan pada resolusi PBB soal Ukraina tahun lalu.
Presiden RI Joko Widodo langsung terbang ke Moskow dan Ukraina pada Juni tahun lalu untuk apa yang Istana sebut sebagai misi damai. Indonesia meminta perang tidak berpengaruh pada rantai pasok global.
Pertempuran di Ukraina masih berlangsung di wilayah timur. Eskalasi konflik dan ketegangan diplomatik tak terhindarkan dampak serangan ini.
Direktur Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina Anna Liubyma mencatat, setelah invasi Rusia, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan. Walau ada beberapa pemulihan, dia menyebut perdagangan internasional akan terus terpengaruh dengan efek merusak akibat agresi.
Liubyama mengatakan, perdagangan antara Indonesia dan Ukraina bernilai US$ 1,24 miliar atau sekitar Rp 18 triliun setahun sebelum perang.
Saat di Jakarta, delegasi Ukraina akan berdiskusi dengan Think-tank Foreign Policy Community of Indonesia dan Centre of Strategic and International Studies dalam waktu terpisah. Mereka juga mengunjungi Istiqlal, Podcast bersama Helmy Yahya, kuliah umum di Universitas Indonesia.
Simak: Jelang Setahun Invasi ke Ukraina, Uni Eropa Akan Terapkan Sanksi Baru terhadap Rusia
KADIN UKRAINA I REUTERS