TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan perjalanan luar negeri ke Washington, Amerika Serikat, pada Rabu, 21 Desember 2022. Kunjungan kerja itu, untuk memastikan secara langsung kalau bantuan pertahanan dari negeri Paman Sam, terus bergulir sampai Ukraina memenangkan peperangan yang sudah berlangsung 300 hari itu.
Amerika Serikat adalah penyokong utama Ukraina dalam melawan invasi Rusia. Anjangsana pertama Zelensky sejak Rusia menginvasi negaranya pada Februari lalu itu, dimulai dengan perjalanan kereta rahasia ke Polandia satu hari sebelumnya atau pada Selasa, 20 Desember 2022.
Keesokan paginya, Zelensky tiba di Kota Przemysl, Polandia selatan. Menurut rekaman dari penyiar swasta TVN, Zelensky terlihat di stasiun kereta bersama dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina Bridget Brink yang menemaninya.
Kunjungan Zelensky ini telah direncanakan selama berhari-hari dan diorganisir secara rahasia demi alasan keselamatannya. Akan tetapi, seorang reporter dari buletin Punchbowl News yang berkantor pusat di Amerika Serikat membocorkan detailnya melalui Twitter pada Selasa, 20 Desember 2022.
Dari Polandia, Zelensky naik pesawat milik Pemerintah Amerika Serikat, kemudian mendarat sekitar tengah hari waktu setempat di Joint Base Andrews di Maryland atau sekitar 12 mil dari tenggara Washington.
Zelensky melakukan perjalanan dengan iring-iringan mobil ke Blair House atau wisma kepresidenan yang terletak di sepanjang Pennsylvania Avenue. Setelah menyegarkan diri dari perjalanan panjangnya, dia baru pergi ke Gedung Putih yang lokasinya cukup dekat. Di sana, dia disambut hangat Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan istrinya Jill Biden.
Alih-alih memakai jas dan dasi, Zelensky mengenakan sweter hijau tentara dan celana kargo khasnya. Itu bagai pengingat kedukaan kalau dia datang langsung dari zona perang.
Sumber seorang pejabat senior administrasi Biden mengatakan kepada wartawan pada Selasa malam, 21 Desember 2022, tidak ada "rumus matematika" untuk hari yang tepat bagi Zelensky melakukan perjalanan ini. Perjalanan itu akan menjadi suntikan momentum dan makanan penting untuk dukungan Amerika Serikat dan sekutunya saat musim dingin tiba.
Sumber yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan Pemerintah Amerika Serikat berkomunikasi erat dengan Zelensky tentang syarat keamanan yang memungkinkannya meninggalkan Ukraina dan mengunjungi Amerika Serikat dalam waktu singkat, kemudian pulang ke Ukraina.
"Tentu saja, pada akhirnya itu adalah keputusannya. Dia menyimpulkan bahwa parameter keamanan itu terpenuhi. Apa yang dia butuhkan, kami setuju dengan itu, jadi kami melaksanakannya sesuai," kata pejabat itu.
Hasil Lawatan Zelensky
Amerika Serikat mengumumkan tambahan bantuan militer senilai US$1,85 miliar atau sekitar Rp28,8 triliun untuk Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot untuk membantunya menangkal rentetan rudal Rusia saat kunjungan Presiden Ukraina ke Washington. Zelensky mengatakan sistem Patriot merupakan langkah penting dalam menciptakan perisai udara.
Kongres Amerika Serikat hampir menyetujui tambahan US$44,9 miliar bantuan militer dan ekonomi darurat. Sejauh ini Amerika Serikat sudah mengirim US$50 miliar (Rp 780 triliun) ke Ukraina, yang dilanda konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Zelensky berharap dukungan Amerika Serikat berlanjut pada 2023.
"Uang Anda bukan amal. Ini adalah investasi dalam keamanan global dan demokrasi yang kami tangani dengan cara yang paling bertanggung jawab," kata Zelensky, Rabu, 21 Desember 2022, tak lama setelah pertemuan dengan Biden.
Moskow sangat yakin pasokan sistem rudal Patriot canggih dari Amerika Serikat ke Ukraina tidak akan membantu menyelesaikan konflik atau menghalangi Rusia mencapai tujuan operasi militer. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan tidak ada tanda-tanda kesiapan untuk dilakukannya pembicaraan damai selama kunjungan Presiden Zelensky.
Ini juga, menurut Kremlin, membuktikan Amerika Serikat melakukan perang proksi dengan Rusia hingga titik Ukraina terakhir.
“Ini tidak kondusif untuk penyelesaian cepat, justru sebaliknya. Ini juga tidak dapat mencegah Federasi Rusia mencapai tujuannya selama operasi militer khusus," kata Peskov menanggapi bantuan sistem Patriot.
Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022 untuk menyingkirkan kaum nasionalis dan melindungi komunitas berbahasa Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat menggambarkan tindakan Rusia itu sebagai agresi yang tidak beralasan.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Washington tidak melihat tanda-tanda Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia terlibat dalam upaya damai. Sedangkan, Peskov berpandangan lebih banyak pasokan senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina hanya akan memperdalam konflik.
Ukraina telah berulang kali diserang Rusia yang menargetkan infrastruktur energinya dalam beberapa pekan terakhir. Walhasil, jutaan warga Ukraina hidup tanpa listrik atau air mengalir di tengah musim dingin yang membekukan.
Militer Ukraina pada Rabu, 21 Desember 2022, melaporkan tentara Rusia menyerang sasaran di wilayah Zaporizhzhia sehingga mendorong pasukan Ukraina bergerak maju ke dekat kota Bakhmut dan Avdiivka, yang babak belur. Dua Kota ini telah menjadi titik fokus pertempuran di wilayah Donetsk.
REUTERS
Baca juga: Vladimir Putin Akui Kondisi 4 Wilayah di Ukraina yang Dicaplok Rusia Masih Sulit
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.