TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui situasi di empat wilayah Ukraina yang telah diklaim Moskow sangat sulit. Menyusul situasi terkini, Putin telah memerintahkan dinas keamanan Rusia untuk meningkatkan pengawasan guna mengamankan perbatasannya dan memerangi ancaman baru.
"Situasi di Republik Rakyat Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia sangat sulit," kata Putin pada Hari Layanan Keamanan Senin malam, 19 Desember 2022.
Sebelumnya pada September 2022, Presiden Putin mencaplok sekitar 15 persen wilayah Ukraina, yang disahkan lewat upacara Kremlin. Awal bulan ini, dia mengatakan perang bisa menjadi proses yang panjang.
Langkah Putin untuk mencaplok wilayah tersebut dikutuk oleh Kyiv dan sekutu Baratnya sebagai tindakan ilegal.
Baca juga: Pesan Perdamaiannya Ditolak FIFA, Volodymyr Zelensky Mengatakan Dunia Telah Mendengar Seruannya
Foto udara kondisi kampus di Bakhmut setelah serangan roket Rusia, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 Mei 2022. REUTERS/Carlos Barria
Pada Senin, 19 Desember 2022, Putin melakukan kunjungan pertamanya ke Belarus sejak 2019. Di sana, dia dan rekannya memuji hubungan Rusia - Belarus yang semakin dekat, tanpa menyinggung soal Ukraina. Kunjungan Putin ke negara tetangganya itu, memicu kekhawatiran dia akan mendorong Belarus terlibat ke perang Ukraina.
Kyiv, sementara itu, mencari lebih banyak senjata dari negara-negara Barat setelah drone kamikaze Rusia menghantam targetnya, yakni fasilitas energi pada Senin pagi, 19 Desember 2022.
"Senjata, peluru, kemampuan pertahanan baru...segala sesuatu yang akan memberi kita kemampuan untuk mempercepat akhir perang ini," kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya.
Komando tinggi militer Ukraina mengatakan pertahanan udara mereka telah menembak 23 dari 28 pesawat tak berawak, yang sebagian besar berputar di Ibu Kota Kyiv — lewat serangan udara ketiga Moskow dalam tempo enam hari. Rusia telah menargetkan jaringan listrik Ukraina hingga membuatpemadaman listrik di tengah suhu di bawah nol.
Drone "kamikaze" yang digunakan dalam serangan itu diproduksi dengan murah, pesawat tak berawak sekali pakai yang terbang menuju target mereka sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan
.
REUTERS
Baca juga: Drone Rusia Ternyata Sebagian Komponennya Berasal dari AS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.