TEMPO.CO, Jakarta - Valesky Barosy, laki-laki warga negara Amerika Serikat divonis hukuman lebih dari 20 tahun penjara setelah pengadilan menyatakan Barosy bersalah atas tuduhan menipu Pemerintah Amerika Serikat sebesar USD$2,1 juta (Rp 32 miliar) dalam bentuk bantuan pinjaman Covid-19 khusus UMKM yang kesulitan selama pandemi. Juri federal pada hari Senin, 12 Desember 2022 memutuskan imigran asal Haiti itu bersalah atas sembilan tuduhan penipuan kawat, pencucian uang, dan pencurian identitas.
Barosy yang tinggal di Miami, menggunakan uang haram itu untuk membeli mobil sport Lamborghini Huracan EVO, jam tangan mewah dari Rolex dan Hublot, dan pakaian merek Chanel, Gucci, dan Louis Vuitton. Tidak seperti beberapa penipu lainnya, Barosy tidak menyembunyikan tindak kejahatannya itu, sebaliknya dia malah memamerkan barang - barang mewah miliknya itu kepada 110 ribu followers Instagramnya (akun tersebut telah di-setting private).
Baca juga: Warga Cina Diminta Segera Tinggalkan Afghanistan Usai Serangan di Hotel Longan
Catatan pengadilan menunjukkan Barosy menggambarkan dirinya sebagai imigran sukses, setelah tiba di Negeri Abang Sam dari Haiti satu dekade lalu. Barosy awalnya bekerja dari level bawah di Walmart, lalu menjadi wakil presiden regional dari perusahaan perbaikan kredit yang tidak disebutkan namanya oleh Barosy.
Ada tulisan mengenai Barosy yang ditulis pada 2019, yang terasa sangat membangga-banggakannya. Dalam tulisan itu disebutkan bagaimana dia seharusnya menghasilkan jutaan dolar dalam upayanya untuk memimpin warga Amerika keluar dari kegelapan buta huruf finansial dengan memperbaiki nilai kredit mereka.
Akan tetapi, dalam dakwaan terhadapnya merinci bagaimana Barosy mengarang biaya, laba bersih, dan angka penggajian serta menyerahkan formulir pajak IRS palsu untuk perusahaannya VBarosySolutions Inc. Hal ini dilakukan untuk menipu Small Business Administration agar mengucurkan pinjaman jutaan dolar dalam program Perlindungan Gaji, yang ditujukan untuk UMKM yang berjuang di bawah penutupan ekonomi untuk meredam penyebaran Covid-19. Uang bantuan ini tidak harus dibayar kembali jika si peminjam memenuhi persyaratan tertentu.
Barosy ditangkap pada Desember 2022. Namun diketahui, Barosy rupanya bukan satu-satunya orang yang melakukan penipuan seperti ini.
James Stote dan Phillip Augustin masing-masing juga menghadapi hukuman 20 tahun penjara setelah mengaku bersalah menerima uang jutaan dolar sebagai imbalan atas pengembangan melalui aplikasi pinjaman program Perlindungan Gaji yang dicurangi. Ada sekitar 25 orang, yang didakwa sehubungan dengan kasus ini, termasuk mantan pemain NFL Joshua Bellamy dan artis rekaman Diamond Smith.
Para ahli percaya sebanyak 10 persen dari US$800 miliar (Rp 12.494 triliun) yang diberikan oleh Amerika Serikat, jatuh ke tangan para penipu, sementara puluhan miliar lainnya kemungkinan besar dicuri dari badan inisiatif bantuan pandemi lainnya.
RT.com | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Honda Breeze Bensin Rilis di Cina, Pakai Basis CR-V Terbaru
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.