TEMPO.CO, Jakarta - China menyatakan telah mengadakan pertemuan video untuk membahas kerja sama kepolisian dengan beberapa negara kepulauan Pasifik pada Selasa, 22 November 2022. Kepada Reuters, setidaknya dua negara mengatakan bahwa menteri dan komisaris polisi mereka tidak dapat hadir.
Baca: Jaksa Hong Kong Sebut 6 Mantan Staf Apple Daily Mengaku Bersalah atas Konspirasi
Upaya China untuk mencapai kesepakatan keamanan dan perdagangan dengan 10 negara kepulauan Pasifik pada Mei lalu telah memicu kekhawatiran Amerika Serikat dan Australia tentang ambisi militer China di wilayah tersebut dan mendorong peningkatan bantuan Barat.
Pertemuan video, yang dipimpin bersama dengan Menteri Polisi Kepulauan Solomon Anthony Veke, berlangsung setelah dua gempa kuat melanda Kepulauan Solomon pada hari Selasa.
Sebuah foto yang diunggah ke akun Twitter Kedutaan Besar China di Fiji menunjukkan Veke sebagai satu-satunya menteri kepulauan Pasifik pada pertemuan video tersebut.
Menurut Xinhua, kepala departemen kepolisian Fiji, Vanuatu, Kiribati, Tonga, dan Papua Nugini hadir dalam pertemuan itu.
Menteri Kepolisian Tonga dan komisaris polisinya, yang berkewarganegaraan Australia, tidak hadir.
"Ada perwakilan lain dari Tonga," kata juru bicara kepolisian Tonga kepada Reuters pada Rabu, 23 November 2022.
Komisaris Polisi Papua Nugini juga tidak hadir. Juru bicara kepolisian PNG diwakili oleh seorang inspektur polisi.
Papua Nugini sedang menegosiasikan pakta pertahanan dengan Australia, sementara Fiji menandatangani perjanjian dengan Australia bulan lalu untuk mengizinkan operasi militer masing-masing negara di negara lain.
Pada pertemuan puncak Gedung Putih pada September lalu, Amerika Serikat berjanji meningkatkan bantuan dan meningkatkan pelatihan oleh Biro Penyelidikan Federal (FBI) untuk kepulauan Pasifik, termasuk Kepulauan Solomon.
Baca: Jurnalis Meksiko Tewas Ditembak ketika Sedang Menyetir
REUTERS