TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Hong Kong menyatakan 6 mantan anggota staf surat kabar prodemokrasi Hong Kong, Apple Daily, mengaku bersalah pada Selasa, 22 November 2022, atas persekongkolan melakukan kolusi dengan pasukan asing dalam kasus keamanan nasional.
Baca: Muhyiddin Yassin Tolak Permintaan Raja untuk Berkongsi dengan Anwar Ibrahim
Keenamnya mengaku bersalah berkonspirasi dengan taipan media Jimmy Lai dan orang lain untuk meminta negara atau organisasi asing menjatuhkan sanksi atau blokade, atau terlibat dalam kegiatan permusuhan lainnya terhadap pemerintah Hong Kong dan China antara Juli 2020 dan Juni 2021.
Mereka adalah Cheung Kim-hung, mantan kepala eksekutif pemilik surat kabar Next Digital; mantan rekan penerbit Apple Daily Chan Pui-man; mantan pemimpin redaksi Ryan Law; mantan redaktur eksekutif Lam Man- chung; mantan pemimpin redaksi edisi bahasa Inggris Fung Wai-kong; dan mantan penulis editorial Yeung Ching-kee.
Jaksa Anthony Chau mengatakan Apple Daily digunakan sebagai platform untuk mengadvokasi sanksi asing.
"Konten yang dituduh itu antara lain berupa artikel yang dimaksudkan sebagai liputan berita tentang isu-isu terkini, artikel komentar, dan imbauan atau propaganda yang secara langsung dan melawan hukum menganjurkan agenda politik," kata Chau seperti dikutip kantor berita Reuters.
Chau juga mengutip konten yang diterbitkan oleh Apple Daily sejak Maret 2019, yang menurutnya termasuk pernyataan hasutan dan seruan kepada publik untuk mengambil bagian dalam protes prodemokrasi tahun itu.
Protes 2019 adalah yang terbesar sejak bekas jajahan Inggris itu kembali ke pemerintahan China pada 1997. Protes dipicu oleh kritik dari para juru kampanye demokrasi yang mengatakan Beijing telah mengingkari komitmen untuk mempertahankan otonomi dan kebebasan Hong Kong di bawah formula “satu negara, dua sistem”.
Pemerintah Beijing dan Hong Kong membantahnya dan menuduh para pengunjuk rasa merusak stabilitas di jantung kesuksesan ekonomi Hong Kong atas perintah orang asing.