RI amankan agenda prioritas sebelum bahas paragraf sensitif
Dalam kesempatan wawancara yang sama dengan Tempo, Co-Sherpa G20 Dian Triansyah Djani, menggambarkan, Indonesia sudah melakukan segala strategi dan pendekatan diplomatik yang diperlukan dengan semua pihak, untuk mencapai komunike di KTT G20.
Negosiator di pihak Indonesia itu menyebut, RI terlebih dahulu mengamankan agenda prioritas sebelum memasuki paragraf yang lebih sensitif.
Menurut keterangan resmi deklarasi paragraf 3, G20 menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas risiko ketahanan pangan global yang ditimbulkan oleh naiknya ketegangan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Leaders' declaration setebal 17 halaman itu menyesalkan dalam istilah terkuat agresi Rusia terhadap Ukraina, dan menuntut penarikan pasukan Rusia secara penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.
Dalam deklarasi tersebut ditegaskan G20 memang bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan. Namun, anggota G20 mengakui masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global. Pernyataan bersama itu juga menyebut terdapat ada perbedaan pandangan mengenai masalah ini dan sanksi.
Retno menyebut pendekatan diplomatik Indonesia berlangsung secara berkelanjutan dan konstruktif, seperti dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 di Bali dan Sidang Umum PBB di New York. Dalam setiap perundingan, Indonesia mengedepankan substansi untuk menyelamatkan G20 terlebih dahulu.
"Untuk membuka jalannya itu dilakukan sepanjang tahun, di paruh kedua 2022, Juli-September. Kita sudah mulai ancang-ancang berbagai kemungkinan yang dapat muncul," kata Retno.
Kesulitan dalam negosiasi kemarin beragam, seperti membahas kata mengenai perang, dalam merumuskan suatu paragraf. Penyusunan kalimat bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari.
Perdebatan mengenai geopolitik baru dimulai setelah 95 persen agenda prioritas dirampungkan dan komitmen untuk menyelesaikan masalah secara konsensus didapatkan.
Versi awal draf dibuat di tingkat sherpa secara ringkas 30 paragraf, dengan negosiasi bertambah kemudian menghasilkan 52 butir. "Dari Oktober maraton, tiap minggu kita melaksanakan pertemuan pada Rabu, Kamis, Jumat, mulai jam 4 sore hingga jam 12 malem virtual. Ya (sherpa negara lain, dengan perbedaan waktunya), mereka gak tidur tidur," kata Dian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mewakili Presiden Vladimir Putin di KTT G20 Bali, menganggap Barat sengaja mempolitisasi pernyataan bersama tersebut. Yang dimasud oleh Lavrov adalah strutktur kalimat dalam paragraf yang khusus memuat kecaman atas invasi Rusia ke Ukraina.
Terlepas dari pernyataan Lavrov itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut Moskow secara umum cukup positif dengan Leaders' declaration atau komunike yang dicapai dalam KTT G20 Bali. Ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengakui hasil tersebut mencerminkan ada perbedaan dalam forum tersebut.
"Ini adalah kemenangan akal sehat. Itu menunjukkan adalah mungkin untuk menahan agresivitas kolektif Barat dan mencapai kompromi. Jika tidak, KTT G20 akan gagal mengadopsi deklarasi akhir untuk pertama kalinya dalam sejarahnya," kata Peskov saat diwawancara wartawan di Moskow, Kamis, 17 November 2022.
Baca juga: KTT G20 Capai Deklarasi, Retno Marsudi: Soal Ukraina Sulit
DANIEL AHMAD