TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi tingkat tinggi atau KTT G20 Bali menghasilkan leaders' declaration, di tengah keraguan tercapainya konsensus antara negara anggota disebabkan oleh tegangan geopolitik invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Beijing Buka Suara soal Pertengkaran Xi Jinping dan Trudeau
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia sudah melalui jalan terjal yang panjang hingga akhirnya dapat sampai pada kesepakatan bersama di KTT G20 Bali. Komunike, juga hasil konkret dari G20, adalah ekspektasi yang dinanti oleh semua pihak.
"(At first) there is a mission impossible, but all committed, all agreed. Alhamdulillah," kata Retno saat wawancara khusus dengan Tempo secara virtual pada Jumat, 18 November 2022.
Fokus Indonesia sebagai presidensi G20 adalah pemulihan ekonomi global pasca-pandemi Covid-19, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Namun, pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Seperti telah diperkirakan para analis, isu Ukraina mendominasi KTT G20. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyampaikan pidato secara virtual di sesi pertama KTT G20 pada Selasa, 15 November 2022, menyerukan forum G20 agar ikut membantu menghentikan invasi Rusia. Negara-negara Barat juga menyampaikan seruan serupa.
Leaders' declaration diadopsi oleh kepala negara-negara anggota pada 16 November. Babak terakhir perundingan di tingkat sherpa, termasuk soal geopolitik yang membuat perdebatan sengit, berlangsung mulai 10 hingga 14 November.