TEMPO.CO, Jakarta - Tim dokter Rusia melakukan operasi tidak biasa agar bisa mengeluarkan peluru yang masih aktif dari tubuh seorang tentara yang terluka. Lantaran adanya risiko peluru meledak selama operasi, Dmitry Kim, dokter tentara yang memimpin jalannya operasi dan dokter lainnya yang ikut dalam operasi tersebut harus mengenakan rompi antipeluru dirangkap pakaian medis mereka.
Operasi itu dilakukan oleh tim ahli bedah militer dari Rumah Sakit Militer Pusat Kementerian Pertahanan Rusia di sebuah klinik lokal di Wilayah Belgorod, dekat perbatasan dengan Ukraina. Tentara Rusia tersebut diketahui bernama Nikolay Pasenko berpangkat sersan junior. Dia dirawat dengan luka yang tembus ke dada setelah unitnya disergap oleh tentara Ukraina.
“Ada pertempuran. Saya bahkan tidak mengerti apa yang terjadi, tapi merasakan ada yang menghantam di sisi armorku. Saya tidak kehilangan kesadaran dan terus bergerak. Saya tidak tahu apa yang ada di dalam diri saya,” kata Pasenko.
Hasil xray menunjukkan bahan peledak hidup bersarang di dada pasien. Foto: Kementerian Pertahanan Rusia
Baca juga : Museum Fatahillah, Hermes Telanjang, dan Saksi Bisu Penjara Diponegoro
Dokter mengatakan peluru yang tidak meledak tersebut menembus tulang rusuk dan paru-paru Pasenko. Peluru itu lalu bersarang di tulang belakang antara aorta dan vena cava inferior di dekat jantung.
Kim menjelaskan meski tanpa ledakan, ada risiko tinggi kalau cedera Pasenko dapat menyebabkan pendarahan internal yang fatal. Itulah sebabnya tim ahli bedah bersama rekan sipil mereka, memutuskan untuk melakukan operasi di klinik setempat alih-alih mencoba memindahkan pasien ke fasilitas lain.
"Semua orang diperingatkan tentang ancaman ledakan peluru, tetapi tidak ada yang menolak untuk ikut dalam operasi itu. Kami semua mengambil risiko yang diperhitungkan, dan kami memahami bahayanya," kata Kim.
Ia mengatakan tim dokter yang dipimpinnya tidak ragu untuk melakukan operasi karena ini adalah tugas dan tim sangat bersemangat dengan apa yang dilakukan.
Ketika peluru akhirnya dimasukkan ke dalam ember berisi pasir, ahli bedah mengatakan semua orang menarik napas lega dan tertawa, mencatat bahwa tidak setiap hari Anda mengeluarkan granat atau bahan peledak dari tubuh seseorang.
Pasenko kini telah dipindahkan ke rumah sakit militer di Moskow. Dia diharapkan bisa lekas pulih sepenuhnya.
Awalnya Pasenko menolak dokter mengoperasinya karena dia mengerti apa yang bersarang di dalam tubuhnya dan tidak ingin menempatkan tenaga kesehatan dalam bahaya. Namun Kim menguatkannya.
“Dia adalah orang yang sangat berani. Dia adalah pahlawan sejati, ”kata tentara itu. Pasenko menambahkan tim dokter yang membedahnya adalah pahlawan sejati, yang memberi orang kesempatan kedua agar bisa kembali melihat teman dan keluarga mereka.
RT | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Volodymyr Zelensky Klaim Militer Rusia Terseok-seok di Donetsk
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini