TEMPO.CO, Jakarta - Hacker mengancam akan membocorkan 9,7 juta data pelanggan dari perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Australia dalam waktu 24 jam. Ancaman ini muncul setelah perusahaan tersebut menolak untuk membayar ancaman pemerasan.
Baca juga: Akun Twitter Menteri Luar Negeri Australia Diretas
Medibank Australia mengatakan pada Selasa 8 November 2022 bahwa pihaknya menyadari ancaman tersebut, setelah mengumumkan sehari sebelumnya bahwa mereka tidak akan membayar uang tebusan. Ini untuk informasi pribadi hampir 10 juta pelanggan saat ini dan mantan pelanggan.
"Kami tahu publikasi data online oleh penjahat bisa menjadi kemungkinan, tetapi ancaman penjahat masih merupakan perkembangan yang menyedihkan bagi pelanggan kami," kata Chief Executive Officer Medibank David Koczkar.
Koczkar mendesak pelanggan untuk tetap waspada dan memperingatkan bahwa mereka dapat dihubungi oleh penjahat secara langsung.
Medibank melaporkan serangan siber kepada pihak berwenang pada 19 Oktober ketika perusahaan menghentikan perdagangan sahamnya. Perusahaan asuransi awalnya mengatakan 4 juta pelanggan telah terpengaruh. Namun, minggu ini Medibank merevisi angka pelanggan yang terancam menjadi 9,7 juta orang.
Pada Senin, seorang blogger yang menggunakan nama "Geng Pemerasan" memposting pesan di web gelap yang mengancam akan mempublikasikan data yang diretas dalam waktu 24 jam dan merekomendasikan orang untuk menjual saham Medibank.
Koczkar mengatakan perusahaan telah berkonsultasi dengan pakar kejahatan dunia maya sebelum menyimpulkan bahwa membayar uang tebusan tidak akan memastikan kembalinya data pelanggan. “Ini dapat membahayakan lebih banyak orang dengan menjadikan Australia sebagai target yang lebih besar".
Australia telah dilanda serangkaian serangan siber baru-baru ini, termasuk penyusupan yang membahayakan detail pribadi hingga 10 juta pelanggan telekomunikasi terbesar kedua di negara itu. Setidaknya delapan perusahaan telah melaporkan pelanggaran keamanan siber sejak September, dan sebuah laporan pemerintah pekan lalu mengatakan negara itu mencatat kejahatan siber setiap tujuh menit.
Baca juga: Hacker Menyerang Platform Komunikasi Pertahanan Australia
AL JAZEERA