TEMPO.CO, Jakarta - Militer Korea Selatan mengkonfirmasi telah mengerahkan jet tempur usai mendeteksi ada sekitar 180 pesawat tempur Korea Utara yang terbang ke wilayah perbatasan militer. Manuver Pyongyang itu berlangsung selama empat jam pada Jumat, 4 November 2022.
Militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan menyebut pesawat Korea Utara terbang ke arah utara atau yang biasa disebut garis taktis. Secara rinici, garis itu ditarik hingga 20 kilometer wilayah utara Garis Demarkasi Militer (MDL).
Jet tempur Korea Selatan dan AS ambil bagian dalam latihan pengeboman bersama dalam gambar selebaran yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan, Korea Selatan, 4 Oktober 2022. Korea Utara melakukan uji tembak rudal balistik jarak menengah (IRBM) lebih jauh dari sebelumnya pada 4 Oktober. South Korean Defense Ministry/Yonhap via REUTERS
Korea Selatan mengerahkan 80 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35A untuk merespon Korea Utara. Sementara, sekitar 240 pesawat yang berpartisipasi dalam latihan udara Vigilant Storm dengan Amerika Serikat melanjutkan latihan.
Sebelumnya pada bulan lalu, ada 10 pesawat tempur Korea Utara melakukan manuver. Langkah itu mendorong Korea Selatan untuk mengambil tindakan dengan mengerahkan jet-jet.
Langkah Korea Selatan itu, juga dilakukan setelah Korea Utara menembakkan lebih dari 80 peluru artileri ke laut dan peluncuran beberapa rudal ke laut pada Kamis, 3 November 2022, termasuk kemungkinan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang gagal dilepaskan.
Provokasi Korea Utara itu, mendorong Amerika Serikat dan Korea Selatan memperpanjang latihan udara yang telah membuat marah Pyongyang.
Baca juga: 2 WNI yang Selamat dari Halloween Itaewon Jalani Masa Pemulihan
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan, pihaknya telah mengeluarkan komunikasi peringatan ke Korea Utara atas penembakan itu.
Sejumlah diplomat mengatakan Washington telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk bersidang secara terbuka membahas Korea Utara pada Jumat, 4 November 2022. Permintaan itu didukung oleh anggota dewan lainnya yakni Inggris, Prancis, Albania, Irlandia dan Norwegia.
Dalam beberapa tahun terakhir, 15 anggota Dewan PBB telah terpecah dalam menangani Korea Utara. Pada Mei lalu, Cina dan Rusia memveto gagasan Amerika untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB sebagai reaksi atas peluncuran rudal Korea Utara.
REUTERS
Baca juga: Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.