TEMPO.CO, Jakarta - Australia’s National Science Agency atau CSIRO pada Kamis, 3 November 2022, bertempat di Jimbaran menyelenggarakan seminar 'Demo Day', sebagai bagian dari Road to G20 Summit di Bali pada pertengahan November 2022. Dalam kegiatan ini, berbagai inovasi baru mulai dari solusi pertanian bebas plastik, hingga teknologi yang mengubah mata pencarian pemulung di Indonesia, ditampilkan.
Kedutaan Besar Australia dalam keterangan menjelaskan inovasi-inovasi dalam 'Demo Day' merupakan hasil karya Plastic Innovation Hub Indonesia, yakni sebuah kemitraan antara CSIRO, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia (Kedaireka) serta Kemitraan Aksi Plastik Nasional
Indonesia (NPAP).
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM mengatakan kegiatan 'Demo Day' merupakan bagian dari upaya kolaborasi yang telah berjalan untuk mendukung inovasi dalam memecahkan masalah bilateral di bidang lingkungan.
"Kebersihan laut dan perairan kita berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara. Indonesia dan Australia adalah negara kepulauan yang memiliki keprihatinan yang sama terhadap dampak polusi plastik di laut," kata Duta Besar Williams.
Counsellor CSIRO dan juga Direktur untuk ASEAN, Amelia Fyfield menilai 'Demo Day' merupakan bagian dari pendekatan secara menyeluruh yang lebih besar untuk menangani sampah plastik di kawasan.
Baca juga: 2 WNI yang Selamat dari Halloween Itaewon Jalani Masa Pemulihan
"Mendukung para inovator untuk menerjemahkan teknologi canggih ke dalam solusi nyata adalah penting untuk memecahkan isu global ini, maka sangat menggembirakan dapat bekerja sama dengan mitra kami untuk melatih generasi penerus penggagas perubahan di Indonesia dan Australia," kata Fyfield.
Menurutnya, sampah plastik merupakan isu bersama. Indonesia - Australia diharapkan dapat menemukan solusi jangka panjang.
Sedangkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nizam mengatakan program pelatihan wirausaha Indonesia merupakan bagian dari tujuan utama pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada 2025.
"Peran usaha rintisan dalam memajukan inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia menjadi semakin penting. Usaha rintisan ini memiliki semangat untuk terus tumbuh dan menemukan solusi baru yang menguntungkan seluruh masyarakat," kata Nizam.
Upaya penting dalam mendukung usaha rintisan yang berkelanjutan ini adalah bagian dari misi CSIRO untuk mengakhiri sampah plastik, dan bekerja untuk mengurangi 80 persen sampah plastik yang merusak lingkungan pada 2030.
Baca juga: Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.