TEMPO.CO, Jakarta - Jun Jin-yong, profesor bidang psikiatri dari Ulsan University Hospital, mengingatkan warga Korea Selatan bisa mengalami trauma atas tragedi halloween Itaewon yang menewaskan lebih dari 150 orang. Trauma bukan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang selamat dari kejadian ini, tetapi juga mereka yang secara tidak langsung terdampak dari musibah ini.
Menurut Jun, banyak warga Korea Selatan saat ini mencari jawaban mengapa musibah ini sampai terjadi, ada pula yang menyalahkan korban. Pada jam-jam pertama kejadian desak-desakan maut halloween Itaewon, banyak rekaman video dan gambar beredar di media sosial, yang mungkin bisa berdampak pada emosi dan kesehatan mental.
“Gambar dan video itu menyebar dengan cepat melalui media pemberitaan dan sosial media sehingga membuat orang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung, bahkan pada mereka yang tidak terdampak bisa meraskan stres dan frustrasi,” kata Jun.
Baca juga: 2 WNI yang Selamat dari Halloween Itaewon Jalani Masa Pemulihan
Tragedi halloween Itaewon yang sekarang menjadi perhatian telah berubah menjadi kemarahan publik pada rencana pemerintah yang salah langlah dan respon kepolisian yang tidak sepatutnya. Itaewon adalah sebuah distrik yang terkenal dengan hiburan malamnya.
Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, ada puluhan ribu orang, yang sebagian besar anak-anak muda, memenuhi jalan-jalan dan gang di Itaewon. Itu adalah yang pertama kalinya halloween boleh dilaksanakan tanpa pembatasan aturan Covid-19 setelah tiga tahun. Massa yang tidak terkendali memenuhi satu gang selebar empat meter, yang dengan cepat berubah menjadi kejadian desak-desakan maut.
Rekaman video yang memperlihatkan petugas gawat darurat dan warga memberikan CPR pada para korban yang pingsan dengan cepat viral di media sosial, bahkan ketika banyal orang belum tahu skala keparahannya akan seperti ini.
“Yang membuat sulit bagi sebagian orang adalah tidak ada yang bisa disalahkan mengapa orang-orang sampai ke sana. Ketika Anda terus bertanya ‘mengapa’ mereka sampai ke sana, itulah yang dinamakan resep bagi konflik sosial,” kata Jun.
Pemerintah Korea Selatan telah mengirimkan sebuah mobil klinik yang dioperasikan National Center for Disaster Trauma to Itaewon untuk memberikan konseling gratis. Jun mengingatkan sudah menjadi kecenderungan bagi manusia mencari jawaban atau penjelasan atas suatu bencana, menyalahkan orang dan serangkaian hal lainnya.
Baca juga: Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.