TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dalam tragedi perayaan Halloween di Itaewon , Korea Selatan, bertambah menjadi 153 orang dari sebelumnya 151 orang. Sebanyak 22 di antaranya adalah warga negara asing yang berasal dari Rusia, China, Iran, Norwegia dan Uzbekistan.
Baca: KBRI Sebut Dua WNI Jadi Korban Luka-luka Tragedi Halloween di Itaewon
Selain korban tewas, ribuan orang lainnnya hilang. Tak ada jumlah pasti berapa korban yang belum ditemukan. Petugas yang menangani akta kelahiran atau pendaftaran tempat tinggal membantu ratusan orang yang kebingungan mencari informasi tentang kerabat mereka.
Petugas yang menjaga saluran darurat, menerima ratusan telepon dari keluarga yang panik. Satu orang jatuh dan berlutut di lantai setelah berbicara dengan beberapa pejabat di pusat itu, menurut seorang saksi mata Reuters.
Papan putih di kantor utama mencantumkan nomor telepon yang diperbarui setiap jam. Total lebih dari 4.100 panggilan dari nomor telepon sejak pukul 5:30 pagi pada hari Minggu.
Salah satu keluarga korban adalah Philomene Aby. Dengan berlinang air mata, tangannnya bergetar ketika meminta para pekerja di pusat komunitas Korea Selatan untuk mengetahui kabar tentang putranya yang berusia 22 tahun. Ia hilang dalam kerumunan orang di Itaewon, Seoul pada Sabtu lalu.
Putranya, Masela, pergi bekerja di sebuah klub di daerah Itaewon kota sekitar pukul 6 sore pada hari Sabtu. Itulah terakhir kali Aby, seorang warga Seoul dari Pantai Gading, melihatnya.
"Saya menelepon nomornya tapi dia tidak menjawab," kata Aby kepada Reuters saat berdiri di Pusat Layanan Masyarakat Hannam-dong. Lokasi ini menjadi fasilitas orang hilang darurat setelah bencana.
"Tidak ada yang mengatakan yang sebenarnya," kata Aby. Ia telah tinggal di Seoul bersama putranya selama 18 tahun. Tanpa tanda-tanda berita tentang putranya, Aby meninggalkan kedutaan Pantai Gading.
Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengatakan pada briefing pada tengah hari waktu setempat bahwa sekitar 90 persen dari korban telah diidentifikasi. Pihak berwenang masih bekerja untuk mengidentifikasi 10 persen sisanya. Ia mencatat, butuh waktu lebih lama bagi warga negara asing atau remaja yang belum terdaftar di pemerintah.
Keluarga korban tewas mulai mengambil jenazah untuk dimakamkan. Seperti seorang ayah yang datang untuk mengambil jenazah putrinya yang berusia 20-an di sebuah rumah duka yang terhubung dengan sebuah rumah sakit di Seoul.
Ia menerima telepon pada pukul 1 pagi dari pihak berwenang yang mengidentifikasi sang putri. "Berita ini datang seperti sambaran petir dari langit biru," katanya.
Pria yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan, keluarga telah memesan mobil untuk memindahkan jenazah ke kampung halaman mereka di luar Seoul. Proses pemakaman akan dilakukan selama tiga hari.
Atas tragedi Halloween di Itaewon, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional pada Minggu, 30 Oktober 2022. Ia juga memerintahkan dilakukannya penyelidikan atas penyebab bencana.
Yoon menyatakan belasungkawa kepada para korban. Kebanyakan korban tewas adalah remaja berusia 20-an. "Ini benar-benar tragis," katanya dalam sebuah pernyataan. "Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam."
Simak: 22 Warga Asing Tewas dalam Tragedi Halloween di Itaewon, dari Rusia hingga Iran
REUTERS