TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell membantah pernyataannya yang dia buat minggu lalu rasis. DIplomat top Uni Eropa itu meminta maaf atas segala pelanggaran yang disebabkan oleh pernyataan yang memicu kritik dari Uni Emirat Arab (UEA) dan beberapa pihak lain.
Baca: Diplomat Top Uni Eropa Diduga Rasis, Uni Emirat Arab hingga Afrika Bereaksi
Dalam sebuah posting blog yang diterbitkan pada Selasa malam, 18 Oktober 2022, Borrell menyatakan, referensinya ke "hutan" mengacu pada peningkatan contoh negara yang menggunakan kekerasan, intimidasi dan pemerasan. Dia menyebut perilaku tersebut bertentangan dengan norma-norma internasional yang disepakati.
"Pertumbuhan dunia tanpa hukum dan kekacauan ini adalah apa yang saya maksud ketika berbicara tentang 'hutan'. Referensi saya untuk 'hutan' tidak memiliki konotasi rasis, budaya atau geografis. Memang dan sayangnya, 'hutan' ada di mana-mana, termasuk di Ukraina. Tren ini harus kita tanggapi dengan serius dan itu pesan saya kepada mahasiswa,” kata Borrell seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 19 Oktober 2022.
Dalam sambutannya di Akademi Diplomatik Eropa baru di Bruges, Belgia, Borrell menyebut Eropa sebagai "taman" dan sebagian belahan dunia lain sebagai "hutan". Dia menyebut taman bisa diserang oleh hutan kapan saja.
Borrell menyebut beberapa orang telah salah mengartikan metafora itu sebagai 'Erosentrisme kolonial'. Dia minta maaf jika ada pihak yang merasa tersinggung. Diplomat Spanyol itu menambahkan, dia merasa Eropa seringkali terlalu Euro-sentris dan perlu mengenal seluruh dunia dengan lebih baik.
Uni Emirat Arab pada Senin, 17 Oktober 2022, memanggil penjabat kepala misi delegasi Uni Eropa ke negara tersebut. UEA meminta penjelasan dugaan pernyataan rasis yang dilontarkan oleh Borrell.
Kementerian Luar Negeri UEA, seperti dikutip kantor berita negara UEA (WAM), mengatakan pernyataan Borrell tidak pantas dan diskriminatif. Pernyataan itu juga dinilai berkontribusi pada memburuknya iklim intoleransi dan diskriminasi di seluruh dunia.
Pejabat Ethiopia dan Eritrea, yang pemerintahnya bersekutu dalam perang brutal melawan pemberontakan di wilayah Tigray, juga memprotes pernyataan Borrel.
"Apakah Afrika masih merupakan hutan yang hanya dimaksudkan untuk melengkapi taman orang lain seperti dulu?" sindir Redwan Hussein, penasihat senior perdana menteri Ethiopia, dalam sebuah tweet.
Sementara, para pejabat Rusia melihat celah untuk menyerang arogansi dan imperialisme Barat yang dianggap sebagai tema favorit Kremlin.
"'Taman' itu dibangun oleh Eropa karena sikap biadab terhadap penjarahan 'hutan'," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Borrell mengakui bahwa beberapa orang tidak menyukai metafora yang dia buat karena telah digunakan oleh 'neo-konservatif' Amerika Serikat. "Saya jauh dari aliran pemikiran politik ini," imbuhnya.
Baca juga: Pejabat Ukraina Mengutuk Iran atas Serangan Drone Kamikaze
REUTERS | THE NATIONAL NEWS | TWITTER