“Dari sudut pandang militer, tidak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan utama senjata nuklir Rusia adalah untuk mencegah serangan nuklir,” kata Sergei Shoigu dalam pidatonya di konferensi keamanan internasional. di Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin juga memperingatkan secara eksplisit akan konflik nuklir setelah PBB menyatakan bahwa dunia sedang "menuju malapetaka".
Putin mengatakan jika tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir. Ia menegaskan, konflik seperti itu tidak boleh dimulai. Hal itu disampaikannya dalam surat kepada konferensi tentang perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT).
Merembet Jadi Ketegangan Nuklir Baru?
Komentar Putin ini menarik perhatian sebab sebelumnya ada kekhawatiran global atas konfrontasi nuklir yang telah meningkat setelah invasi Rusia pada Februari 2022.
NPT merupakan pertemuan tingkat tinggi yang telah lama tertunda untuk meninjau perjanjian bersejarah 50 tahun lalu. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir demi dunia yang bebas nuklir.
Perjanjian Non-Proliferasi yang dikenal sebagai NPT memiliki kepatuhan terluas dari perjanjian kontrol senjata, dengan 191 negara sebagai anggota. Itu berlaku sejak 1970.
Di bawah ketentuannya, lima kekuatan nuklir utama yaitu Amerika Serikat, Cina, Rusia, Inggris dan Prancis setuju bernegosiasi untuk menghilangkan persenjataan dan negara tanpa senjata nuklir. Mereka berjanji untuk tidak memperolehnya dengan imbalan dan jaminan untuk dapat mengembangkan energi nuklir demi tujuan damai. Perang nuklir pun bisa dihindari.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Risiko Perang Nuklir, Menlu Inggris: Putin Terkenal Tukang Ancam
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.