Ketegangan di perang Ukraina meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.
Pertempuran baru-baru ini telah difokuskan di wilayah utara Krimea, termasuk Zaporizhzhia, tempat enam rudal diluncurkan Sabtu malam, 8 Oktober 2022, dari daerah yang diduduki Rusia di wilayah Zaporizhzhia.
Pada Minggu, 9 Oktober 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan yang merusak jembatan besar yang menghubungkan Rusia ke Krimea adalah "tindakan teroris" yang didalangi oleh dinas khusus Ukraina.
Setelah penyerangan Zaporizhzhia, Zelensky menyoroti teror terus-menerus terhadap penduduk sipil adalah penolakan Rusia untuk terlibat dalam negosiasi nyata. "Apakah negara teroris menginginkan perdamaian? Tentu saja tidak. Ini membuktikan bahwa setiap hari dan setiap malam," katanya di pidato harian pada Minggu, 9 Oktober 2022.
Deklarasi pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pekan lalu memanaskan ketegangan dua negara yang sama-sama bekas Uni Soviet itu. Tak lama setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pengajuan jalur cepat keanggotaan blok militer Barat, NATO.
Putin meresmikan aneksasi empat wilayah Ukraina pada Rabu, 5 Oktober 2022. Penandatanganan oleh Putin itu merupakan tahap akhir dari proses legislatif; dua kamar parlemen Rusia yang telah meratifikasi rencana tersebut.
Reuters mewartakan, Presiden Putin mengesahkan undang-undang yang memungkinkan pencaplokan empat wilayah Ukraina - Donetsk dan Luhansk di timur serta Zaporizhzhia dan Kherson di selatan, memiliki dasar hukum untuk bergabung dengan Rusia.
Aneksasi itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menilainya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada pun mengumumkan sanksi baru ke Rusia.
Baca juga: Rusia Ukraina Memanas, Sejumlah Kota Ukraina Dihantam Ledakan
PESIDENT.GOV.UA | REUTERS, | AL JAZEERA | THE INDEPENDENT