TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkap pihaknya akan meningkatkan anggaran pertahanan dalam beberapa tahun ke depan meskipun negara itu sedang menghadapi krisis ekonomi akibat dampak Covid-19 dan sanksi-sanksi London ke Moskow.
Dalam sebuah wawancara dengan Sunday Telegraph yang dipublikasi pada Minggu, 25 September 2022, Wallace mengatakan Pemerintah Inggris akan menggelontorkan dana setidaknya GBP 52 miliar (Rp 848 miliar) untuk mendorong sektor militer Inggris. Rencana penambahan anggaran belanja militer Inggris ini diharapkan mendukung janji kampanye Perdana Menteri Liz Truss untuk meningkatkan pertahanan Inggris.
Menurut data resmi, anggaran pengeluaran Inggris secara tahunan akan naik sampai GBP 100 miliar pada 2030.
Sukarelawan militer Ukraina mengambil bagian dalam latihan pertempuran perkotaan saat dilatih oleh Angkatan Bersenjata Inggris di fasilitas pelatihan di Inggris selatan, 15 Agustus 2022. Sukarelawan militer Ukraina dilatih dalam 120 hari menghabiskan beberapa minggu untuk mempelajari keterampilan termasuk keahlian menembak, pertolongan pertama di medan perang. REUTERS/Toby Melville
Wallace dalam wawancara tersebut juga membidik mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak yang digambarkan Wallace sebagai ‘serangan korporat’ terhadap Angakatan Bersenjata Inggris, yang dimulai pqdq 1990-an. Wallace mengklaim Kementerian Keuangan Inggris telah mencoba mematok anggaran untuk Angkatan Darat Inggris.
“Departemen saya telah terbiasa selama 30 tahun – 40 tahun mempertahankan diri melawan pemangkasan atau rekonsiliasi pemangkasan dengan pertempuran modern. Mereka (Kementerian Keuangan) harus terbiasa dengan budaya yang sama sekali berbeda,” kata Wallace.
Menteri Keuangan Inggris saat ini dipegang oleh Kwasi Kwarteng. Wallace optimis Kwarteng akan lebih memahami kebutuhan militer.
Wallace menilai Truss punya itikad untuk menggelontorkan uang lebih banyak pada sektor militer, dimana ini menjadi faktor yang membuatnya memutuskan hendak mendukung siapa saat pemilihan perdana menteri dulu.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB di New York, Truss menegaskan kembali janji kampanyenya untuk menghabiskan 3 persen dari GDP Inggris untuk sektor pertahanan per tahun 2030. Keputusan itu muncul meski bunga utang pemerintah Inggris mencapai rekor tertinggi seperti dilaporkan kantor nasional statistik Inggris.
Inflasi di Inggris melonjak. Indek kepercayaan konsumen telah mencapai level terendah dalam beberapa dekade.
Sumber : RT.com
Baca juga: Protes Kematian Mahsa Amini, Iran Panggil Dubes Inggris dan Norwegia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.