TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa pakaian olahraga Jerman Adidas gagal membayar pajak senilai 10 miliar rubel atau setara US$ 166 juta pajak di Rusia. Adidas telah mengumumkan rencana untuk keluar dari Rusia pada Maret, usai invasi ke Ukraina.
Penundaan pembayaran tersebut dilaporkan oleh Alexander Khaminsky, kepala Pusat Penegakan Hukum di Wilayah Moskow, yang memeriksa catatan keuangan Adidas. Menurut Khaminsky, anak perusahaan Rusia itu mengalihkan sahamnya ke pemasok lokal tak lama setelah mengumumkan rencana keluar dari Rusia.
Saluran Mash Telegram mengklaim bahwa perusahaan melakukan PHK massal dan mantan karyawannya hanya menerima satu kali pembayaran, bukan lima kali seperti yang telah dijanjikan. Khaminsky dilaporkan mengajukan keluhan kepada pihak berwenang setempat dan meminta Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin untuk melihat situasinya.
Adidas menghentikan operasi toko dan situs e-commerce di Rusia pada awal Maret menyusul keputusan serupa yang diambil oleh pembuat pakaian atletik lainnya seperti Puma dan Nike. Saat itu, perusahaan mengatakan akan terus membayar karyawan di Rusia dan mengambil keputusan dan tindakan bisnis di masa depan sesuai kebutuhan. Adidas juga menangguhkan kemitraannya dengan Federasi Sepak Bola Rusia.
Adidas mengatakan keputusannya untuk meninggalkan Rusia telah mengurangi pendapatannya lebih dari € 100 juta selama kuartal kedua.
Baca: Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Pembahasan Utama di Sidang Umum PBB
RUSSIA TODAY