TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya berhasil merebut kembali 6.000 kilometer persegi wilayahnya dari Rusia dalam serangan balasan bulan ini. Kemenangan ini menandai kekalahan terburuk Moskow dalam perang Rusia Ukraina yang berlangsung hampir tujuh bulan itu.
“Sejak awal September, tentara kami telah membebaskan 6.000 kilometer persegi wilayah Ukraina di timur dan selatan. Kami bergerak lebih jauh,” kata Zelensky dalam pidato hariannya, Senin, 12 September 2022.
Pasukan Ukraina mendapat kemenangan besar pada Senin. Ukraina berhasil mendorong sampai pasukan Rusia ke perbatasan timur laut di beberapa tempat. Ukraina juga mengklaim telah menangkap banyak tentara Rusia sebagai bagian dari serangan kilat yang memaksa Moskow untuk mundur.
“Di beberapa daerah di garis depan, para pembela kami mencapai perbatasan negara bagian dengan Federasi Rusia,” kata Oleh Synyehubov, gubernur wilayah timur laut Kharkiv.
Tentara Rusia Putus Asa
Seorang juru bicara intelijen militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerah secara massal karena putus asa. Seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan ada begitu banyak tawanan perang sehingga kehabisan ruang untuk menampung para tentara Rusia itu.
Penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovich tidak merinci jumlah tahanan Rusia. Ukraina akan menukar tawanan perang itu dengan tentara yang ditahan oleh Moskow. Juru bicara intelijen militer Andriy Yusov mengatakan pasukan yang ditangkap termasuk sejumlah besar perwira Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Senin bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan dalam serangan balasan. “Apa yang telah mereka rencanakan dengan sangat metodis. Tentu saja itu karena dukungan signifikan Amerika Serikat dan banyak negara lain yang memastikan Ukraina memiliki peralatan untuk melakukan serangan balasan,” kata Blinken selama konferensi pers di Meksiko.
Bendera Ukraina berwarna biru kuning berkibar di atas kota-kota yang baru dibebaskan. Militer Ukraina mengklaim telah membebaskan lebih dari 20 pemukiman dalam 24 jam. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Kyiv telah merebut wilayah setidaknya dua kali lebih besar dari London, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
Ramzan Kadyrov Kritik Tentara Rusia
Kekalahan pasukan Rusia dikritik oleh sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov. Ia yang juga pemimpin wilayah Chechnya, secara terbuka mengkritik Kementerian Pertahanan Rusia. Ia menyebut telah terjadi kesalahan yang memungkinkan serangan kilat Ukraina.
Adapun Sergey Markov, mantan penasihat Putin dan direktur Institut Studi Politik, mengatakan tentara Rusia harus mengubah strategi. “Di satu sisi Rusia tidak memberikan informasi atas kegagalan ini karena di Rusia kami memiliki tiga hari pemilihan regional, sehingga tidak ada informasi negatif kepada warga,” kata Markov.
“Tapi di sisi lain itu jelas gagal dan Rusia harus mengubah strategi. Banyak analis di sini percaya bahwa Rusia harus meningkatkan operasi militernya di Ukraina. Militer Rusia terlalu sopan, terlalu sederhana,” ujarnya.
Pada Senin, Moskow meluncurkan serangan udara, roket dan artileri di daerah reklamasi di wilayah Kharkiv, sehari setelah Kyiv mengatakan serangan Rusia pada infrastruktur listrik menyebabkan pemadaman listrik.
Moskow mengakui telah kehilangan wilayah, namun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tak ada negosiasi dengan Ukraina. “Operasi militer khusus berlanjut dan akan berlanjut sampai tujuan yang semula ditetapkan tercapai,” ujarnya.
Baca: Sengketa Perbatasan: Armenia Telepon Putin, Azerbaijan Lebih Dekat ke NATO
AL JAZEERA