TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri luar negeri Uni Eropa, yang akan bertemu di Praha pada Selasa atau Rabu, kemungkinan akan setuju memperketat atau bahkan melarang penerbitan visa untuk warga negara Rusia. Pelarangan visa untuk turis Rusia tersebut adalah dampak dari invasi di Ukraina.
Para menteri pertahanan Uni Eropa juga juga bertemu di Praha pada Senin dan Selasa. Mereka akan membahas pula opsi mendirikan misi pelatihan militer Uni Eropa untuk Ukraina. Beberapa negara Uni Eropa telah melatih pasukan Ukraina sementara waktu. Pelatihan terutama memungkinkan untuk mengoperasikan senjata yang dikirim oleh negara-negara Barat ke Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Pada sesi bersama dengan perwakilan PBB dan NATO, para menteri pertahanan juga akan membahas kelanjutan misi pelatihan Uni Eropa yang ditangguhkan di Mali serta pasukan penjaga perdamaian PBB MINUSMA. Negara-negara Uni Eropa khawatir bahwa Rusia akan hadir di negara Afrika Barat itu.
Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan pada hari Senin bahwa para menteri luar negeri kemungkinan setuju untuk menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Rusia. Biaya visa untuk warga Rusia akan lebih mahal dari biasanya yaitu 80 euro, sebelumnya 35 euro. Prosedur mendapatkan visa Schengen dari negara-negara Uni Eropa juga lebih panjang dan lebih lama.
"Hasil Gymnich (pertemuan para menteri luar negeri) mungkin tidak akan menjadi kesepakatan untuk memperluas sanksi dengan memasukkan visa," kata diplomat itu seperti dilansir dari Reuters, Selasa, 30 Agustus 2022.
Ceko, yang memegang jabatan sebagai presiden bergilir Uni Eropa, telah berhenti mengeluarkan visa reguler ke Rusia. Hal ini mendorong larangan visa turis Rusia di seluruh Uni Eropa, sebuah gagasan yang didukung terutama oleh negara-negara Baltik.
Namun Jerman, dan beberapa negara anggota lainnya menentang langkah tersebut. Kepala Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borell juga termasuk yang menentang.
"Saya tidak berpikir bahwa memutuskan hubungan dengan penduduk sipil Rusia akan membantu," ujar Borrell, yang memimpin pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa.
Penduduk Rusia memasuki Uni Eropa melalui perbatasan darat lima negara sejak penerbangan langsung ditangguhkan menyusul invasi ke Ukraina. Pada pertengahan Agustus, Estonia menutup perbatasannya untuk lebih dari 50.000 orang Rusia dengan visa yang dikeluarkan sebelumnya. Estonia adalah negara pertama di Uni Eropa yang melakukannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta Barat awal bulan ini untuk memberlakukan larangan perjalanan menyeluruh terhadap orang Rusia. Larangan itu telah memicu kemarahan dari Moskow.
Baca: Kanselir Scholz Dukung Perluasan Uni Eropa Cakup Ukraina, Moldova dan Georgia
REUTERS