TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan perluasan Uni Eropa yang akan mencakup Ukraina, Moldova, dan Georgia. Ia menyatakan, transisi bertahap ke pemungutan suara mayoritas adalah batu loncatan untuk mengembangkan blok tersebut.
Scholz mendesak 27 anggota Uni Eropa, yang dihadapkan dengan invasi Rusia ke Ukraina, untuk merapatkan barisan, menyelesaikan konflik lama, dan menemukan solusi baru. Ia sendiri menjamin, Jerman akan terus mendukung Kyiv selama diperlukan.
"Kita harus membawa pengaruh Eropa bersatu kita lebih kuat, Eropa adalah masa depan kita. Dan masa depan itu ada di tangan kita," kata Scholz saat pidato berjudul Eropa adalah masa depan kita", di Universitas Charles, Ceko, Senin, 29 Agustus 2022.
Scholz menggarisbawahi komitmen Jerman untuk perluasan Uni Eropa. Ia menekankan, negara-negara Balkan Barat, Ukraina, Moldova, dan juga Georgia harus bergabung dengan blok tersebut.
Namun, Scholz juga mengingatkan, perbedaan antara negara-negara anggota akan tumbuh sejauh menyangkut kepentingan politik, pengaruh ekonomi, dan sistem jaminan sosial. Oleh karenanya, dia menyarankan blok untuk tetap satu suara.
Baca Juga:
"Saya telah mengusulkan transisi bertahap ke pemungutan suara mayoritas dalam kebijakan luar negeri bersama, tetapi juga di bidang lain, seperti kebijakan pajak - mengetahui sepenuhnya bahwa ini juga akan berdampak pada Jerman," kata Scholz.
Jerman, menurut Scholz, akan mengirim senjata ke Kyiv dalam beberapa minggu mendatang. Selain mengirim pertahanan udara canggih, sistem radar atau drone, Scholz mengatakan Jerman mungkin saja membangun artileri dan kapasitas pertahanan udara Ukraina.
Keputusan itu secara resmi membuka proses untuk menjadi anggota serikat yang sekarang terdiri dari 27 negara. Biasanya prosedur keanggotaan UE bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Para pemimpin Uni Eropa pada Juni 2022 memberikan status kandidat ke Ukraina dan Moldova untuk bergabung dengan blok tersebut. Sementara itu Georgia mendapat penolakan karena alasan geopolitik yang melihat negara itu dekat dengan Rusia.
REUTERS