TEMPO.CO, Jakarta - Rusia membakar sejumlah besar gas alam cair (LNG) di dekat perbatasan Finlandia . Menurut analis Rystad Energy yang berbasis di Norwegia, sebuah perusahaan riset energi independen, gas alam ini sebelumnya akan diekspor ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1, seperti dilansir Reuters pada Jumat.
Hal ini dilakukan di saat belahan wilayah lain di Eropa harus bergulat dengan krisis energi. Pemantauan satelit tingkat panas di fasilitas gas alam cair baru di dekat perbatasan Finlandia menunjukkan hal itu telah terjadi sejak 11 Juli. Diprediksi gas senilai US$10 juta atau sekitar Rp148 miliar dibakar setiap hari.
Pembakaran pertama kali terungkap beberapa minggu lalu ketika orang-orang Finlandia melihat api besar di cakrawala di perbatasan Rusia. Analisis Rystad menunjukkan sekitar 4,34 juta meter kubik gas dibakar setiap hari.
"Ini adalah gas yang cukup untuk memasok 1,5 juta rumah Eropa," kata Sindre Knutsson, wakil presiden senior pasar gas dan LNG di Rystad Energy, seperti dikutip dari Sky News, Sabtu 27 Agustus 2022.
Meskipun pembakaran mungkin merupakan bagian dari prosedur pengujian di kilang LNG Portovaya atau karena kurangnya koordinasi antara segmen operasi yang berbeda, para ahli mengatakan besaran dan durasi periode pembakaran berkelanjutan ini cukup ekstrim.
Knutsson mengatakan pengamatan serupa telah dilakukan oleh beberapa perusahaan yang telah menafsirkan data satelit, mengkonfirmasi tingkat panas radiasi. "Sejumlah besar pembakaran terjadi di fasilitas LNG yang sedang dibangun saat ini," ujarnya.
Raksasa energi Rusia Gazprom tidak membalas permintaan komentar dari media.
Rusia telah memotong aliran gas alam melalui Nord Stream 1 menjadi hanya 20 persen dari kapasitas dan berencana untuk menutupnya sepenuhnya selama tiga hari pekan depan. Moskow berdalih hal ini harus dilakukan karena masalah pemeliharaan dengan turbin. Namun, Uni Eropa menuduhnya menggunakan gas sebagai senjata untuk melawan sanksi Barat atas Ukraina.
Baca juga: Macron Ajak Aljazair Kubur Sejarah Kelam, Demi Gas Pengganti Pasokan Rusia?
REUTERS | SKY NEWS