Kementerian Luar Negeri RI dan kantor Perwakilan RI di Luar Negeri melakukan rapat dengan Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia pada 27 Juni 2022. Kementerian Luar Negeri juga menggelar pertemuan virtual dengan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).
Kementerian Luar Negeri dalam keterangannya menjelaskan dari pertemuan dengan Imigresen tersebut diperoleh data WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) di Sabah pada sepanjang 2021 sejumlah 18 orang. Sedangkan periode Januari hingga Juni 2022 sejumlah 7 orang.
Data tersebut sama dengan data yang dimiliki Perwakilan RI yang berisikan nama, dan penyebab kematian berdasarkan hasil pemeriksaan (post-mortem) dari otoritas rumah sakit setempat. Penyebab utama tingginya kematian itu adalah karena keterlambatan pemulangan para deportan akibat pembatasan perjalanan selama pandemi.
Data itu juga sesuai dengan ralat dari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta mengenai jumlah WNI yang meninggal di DTI di Sabah, yakni bukan 149 orang seperti informasi sebelumnya. Kementerian Luar Negeri RI meyakinkan Kedutaan Besar Malaysia sudah meminta maaf atas kekeliruan itu.
Dalam rapat dengan Imigresen itu, Pemerintah RI meminta agar proses pemulangan para deportan dapat segera dilakukan karena risiko pandemi yang sudah rendah, dan atas biaya negara. Kementerian Luar Negeri RI juga meminta agar kondisi ruang penahanan diperbaiki dari segi akses kesehatan dan fasilitas sanitasinya.
Bukan hanya itu, KJRI dan KRI di Sabah juga akan meningkatkan intensitas kunjungan pemantauan, bantuan logistik pakaian, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tes PCR dalam proses pemulangan. Dalam waktu dekat Duta Besar RI di Kuala Lumpur akan ke Sabah dan melakukan pertemuan untuk segera mematangkan rencana yang sudah ada.
Sebelumnya geger laporan KBMB 2022 dengan judul “Seperti di Neraka: Kondisi di Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia. Dalam laporan itu disebutkan banyak WNI yang ditahan di Depot Tahanan Imigrasi, Sabah, Malaysia. Mereka diperlakukan secara tidak manusiawi hingga ada yang diduga tewas dipukuli.
Baca juga: Mengenang Tragedi Runtuhnya Mall Sampoong 1995 yang Menewaskan Ratusan Orang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.