TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan Amerika Serikat, termasuk Walt Disney Co, Netflix hingga induk Facebook, Meta Platforms Inc, menyatakan dukungan mereka atas hak aborsi karyawannya, setelah Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v Wade yang menjamin aborsi secara nasional.
Seperti dilansir Reuters Sabtu 25 Juni 2022, mereka menyatakan akan menanggung biaya karyawan jika mereka harus melakukan perjalanan untuk layanan aborsi di luar wilayah tempat tinggal mereka.
Mahkamah Agung A.S. pada Jumat waktu setempat membatalkan keputusan penting tahun 1973 yang mengakui hak konstitusional wanita untuk aborsi. Putusan ini memberikan kemenangan kepada Partai Republik dan konservatif agama Kristen yang ingin membatasi atau melarang, dan di beberapa negara bagian mengkriminalisasi prosedur aborsi.
Banyak negara bagian Amerika Serikat akan membatasi atau melarang aborsi setelah keputusan MAS tersebut. Sehingga menyulitkan karyawan perempuan untuk mengakhiri kehamilan, kecuali mereka bepergian ke negara bagian lain di mana prosedur tersebut diperbolehkan.
Misalnya, di Oklahoma, sebuah undang-undang yang akan mulai berlaku pada Agustus melarang aborsi kecuali dalam keadaan darurat medis dan menghukum penyedia aborsi dengan denda hingga US$100.000 dan 10 tahun penjara. Negara-negara yang menawarkan perlindungan aborsi termasuk New York dan Maryland.
Disney mengatakan kepada karyawan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menyediakan akses komprehensif ke perawatan kesehatan berkualitas, termasuk untuk aborsi, menurut juru bicara Disney.
Tunjangan perusahaan akan menutupi biaya karyawan yang perlu melakukan perjalanan ke lokasi lain untuk mengakses perawatan, termasuk untuk melakukan aborsi, katanya.
Kepala Eksekutif toko peralatan olah raga, Dick's Sporting Goods, Lauren Hobart mengatakan di LinkedIn bahwa perusahaan akan membayar hingga US$ 4.000 untuk perjalanan karyawan atau anggota keluarga mereka dan pendukung jika aborsi tidak tersedia di dekatnya.
Pemilik Facebook, Meta akan mengganti biaya perjalanan untuk karyawan yang mencari perawatan reproduksi di luar negara bagian. “Namun perusahaan juga menilai cara terbaik untuk melakukannya mengingat kompleksitas hukum yang terlibat," menurut seorang juru bicara Meta.
Perusahaan yang menawarkan penggantian biaya untuk perjalanan terkait aborsi dapat rentan terhadap tuntutan hukum oleh kelompok anti-aborsi dan negara bagian yang dipimpin Partai Republik, dan bahkan kemungkinan hukuman pidana.
Pengacara dan pakar lainnya mengatakan majikan dapat menghadapi klaim bahwa kebijakan mereka melanggar undang-undang negara bagian yang melarang, memfasilitasi atau membantu dan bersekongkol dengan aborsi.
Perusahaan transportasi online Amerika Serikat, Lyft, mengatakan akan secara hukum melindungi pengemudi dalam kasus aborsi. Lyft mengatakan akan memperluas kebijakan baru-baru ini ketika undang-undang negara bagian baru soal aborsi disahkan. "Tidak ada pengemudi yang harus bertanya kepada penumpang ke mana mereka pergi dan mengapa," kata seorang juru bicara.
Rancangan putusan Mahkamah Agung tentang aborsi bocor pada Mei. Saat itu, banyak perusahaan lain, termasuk situs ulasan online Yelp, Microsoft Corp, dan Tesla, mengatakan mereka akan membantu menutupi biaya perjalanan bagi karyawan yang mencari layanan reproduksi.
Salah satu pendiri dan Kepala Eksekutif Yelp Jeremy Stoppelman mengatakan keputusan MA Amerika Serikat tentang pencabutan hak aborsi nasional itu, "membahayakan kesehatan wanita, menyangkal hak asasi mereka, dan mengancam untuk membongkar kemajuan yang telah kita buat menuju kesetaraan gender di tempat kerja sejak Roe."
Baca juga: Amerika Serikat Dikritik Negara-Negara Sekutu karena Cabut Hak Aborsi
SUMBER: REUTERS