TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat mencoba menghancurkan negaranya dengan sanksi ekonomi. Hal ini diungkapkan dalam pidato Putin di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, pada Jumat, 17 Juni 2022.
Dia berulang kali mengatakan kembali ke kedaulatan dan kekuatan Rusia dalam menghadapi permusuhan oleh Barat. "Kami adalah orang-orang kuat dan dapat mengatasi tantangan apa pun. Seperti nenek moyang kami, kami akan menyelesaikan masalah apa pun, seluruh sejarah seribu tahun negara kami membicarakan hal ini," ujar Putin dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 18 Juni 2022.
Putin mendapat tepuk tangan meriah dari aula saat dia menegaskan kembali tekadnya melanjutkan operasi militer khusus di Ukraina. Putin tak menghiraukan deretan sanksi ekonomi oleh Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengatakan tujuan utama dari serangan itu adalah membela rakyat Donbas yang sebagian besar berbahasa Rusia di Ukraina timur. Dalam pidato yang berlangsung lebih dari satu jam, Putin mengatakan tentara Rusia di Donbas berjuang untuk membela hak mengamankan pembangunan. "Barat pada dasarnya menolak memenuhi kewajibannya sebelumnya, tidak mungkin mencapai kesepakatan baru dengan Barat," kata Putin.
“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang meningkatnya risiko dan ancaman bagi kami, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus terpaksa dan perlu,” katanya.
Putin juga mengatakan Amerika Serikat menganggap dirinya "utusan Tuhan di Bumi." Sanksi Barat didasarkan pada premis yang salah bahwa Rusia tidak memiliki kedaulatan ekonomi. Washington dan sekutunya, ujar Putin, berusaha mengubah jalannya sejarah.
Sesaat sebelum Putin berpidato, Kremlin mengumumkan adanya serangan di dunia maya yang mengganggu jalannya konferensi. Pidato Putin pun sempat tertunda selama satu jam.
Baca: Macron Ragu Putin Dukung Ekspor Gandum Ukraina di Odesa
CHANNEL NEWS ASIA