TEMPO.CO, Jakarta - Prancis telah mendeteksi 51 kasus cacar monyet. Menurut otoritas kesehatan Prancis pada Jumat, 3 Juni 2022, jumlah infeksi yang dikonfirmasi di seluruh meningkat mengikuti kasus di dunia.
Negara-negara Eropa melaporkan kasus pertamanya pada Mei 2022. Jumlah kasus cacar monyet di Prancis yang dikonfirmasi pada Rabu adalah 33.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya mengetahui lebih dari 700 kasus cacar monyet global, termasuk 21 di Amerika Serikat.
Badan kesehatan masyarakat nasional Prancis mengatakan semua kasus adalah laki-laki, berusia antara 22 dan 63 tahun, dan hanya satu yang dirawat di rumah sakit dan kemudian dipulangkan.
Penyakit langka yang biasanya tidak fatal, sering bermanifestasi melalui demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan dan ruam seperti cacar air di tangan dan wajah. Penyakit ini endemik di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat tetapi jarang terjadi di Eropa dan Afrika Utara.
Cacar monyet biasanya hilang setelah dua hingga empat minggu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Menteri Kesehatan Prancis Brigitte Bourguignon mengatakan pekan lalu para pejabat tidak memperkirakan wabah cacar monyet. Negara itu juga memiliki stok vaksin yang cukup.
Prancis telah merekomendasikan orang dewasa untuk divaksinasi cacar. Vaksin cacar monyet termasuk diberikan pada profesional kesehatan, jika mereka telah melakukan kontak dengan individu yang terinfeksi.
Baca: Waspada Cacar Monyet, Sekali Lagi Kenali Gejala-gejalanya
NDTV