TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri Rusia menyalahkan upaya Barat dan kelompok negara-negara G7 secara khusus dalam mengisolasi Moskow sebagai akibat memburuk krisis pangan global.
Kemlu Rusia dalam pernyataan pada Senin, 16 Mei 2022, tidak terima dengan tuduhan Barat soal penyebab krisis yang dialamatkan ke Moskow.
"Upaya untuk menghukum Rusia secara ekonomi, finansial, dan logistik dari saluran kerja sama internasional yang sudah berlangsung lama hanya memperburuk krisis ekonomi dan pangan," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan di situs webnya, dikutip Reuters, Selasa, 17 Mei 2022.
"Perlu dicatat bahwa tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, yang memperburuk masalah pemutusan rantai logistik dan keuangan pasokan makanan ke pasar dunia."
Sebelumnya, negara-negara G7 memperingatkan jika perang di Ukraina telah memicu krisis pangan dan energi global yang mengancam negara-negara miskin. G7 mendesak diperlukannya tindakan untuk membuka blokir Rusia atas gandum Ukraina.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang menjadi tuan rumah pertemuan para diplomat top G7, mengatakan pada Sabtu, 14 Mei 20222, bahwa perang telah menjadi krisis global.
Baerbock mengatakan, hampir 50 juta orang, khususnya di Afrika dan Timur Tengah, akan menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang, kecuali jika ditemukan cara untuk melepaskan gandum Ukraina yang menyumbang bagian yang cukup besar dari pasokan dunia.
G7 berjanji untuk memberikan bantuan kemanusiaan lebih lanjut kepada kelompok rentan.
“Agresi Rusia telah menghasilkan salah satu krisis pangan dan energi paling parah dalam sejarah baru-baru ini yang sekarang mengancam mereka yang paling rentan di seluruh dunia,” kata kelompok itu dalam pernyataan yang dibagikan pada akhir pertemuan tiga hari di pantai Laut Baltik Jerman, dikutip dari Al Jazeera, Ahad 15 Mei 2022.
“Kami bertekad untuk mempercepat respons multilateral yang terkoordinasi untuk menjaga ketahanan pangan global dan mendukung mitra kami yang paling rentan dalam hal ini,” tambahnya.
Menteri luar negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan, negaranya siap mengirim kapal ke pelabuhan Eropa sehingga gandum Ukraina dapat dibawa ke mereka yang membutuhkan.
Sebelum perang, total Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 29 persen dari produksi gandum untuk pasar dunia.
Baca juga: Rusia Kian Dekat dengan China, India dan Negara Arab Setelah Hujan Sanksi Barat
SUMBER: REUTERS | AL JAZEERA