TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan kekecewaannya atas dukungan Swedia dan Finlandia terhadap kelompok pemberontak Kurdi. Dia mengatakan dukungan tersebut tidak dapat diterima dan keterlaluan.
Ankara dan sekutu Baratnya telah menyatakan pemberontak Kurdi sebagai organisasi teroris. PKK atau Partai Pekerja Kurdistan telah mengobarkan pemberontakan melawan Turki sejak 1984. Pemberontakan ini telah merenggut nyawa puluhan ribu orang. Kritik Turki terhadap Swedia dan Finlandia berpotensi memperumit rencana perluasan NATO.
“Masalahnya adalah bahwa kedua negara ini secara terbuka mendukung dan terlibat dengan PKK dan YPG (Unit Perlindungan Rakyat),” ujar Cavusoglu pada Sabtu, 14 Mei 2022.
Ia tiba di Berlin untuk pertemuan dengan anggota NATO lainnya. “Ini (PKK) adalah organisasi teroris yang telah menyerang pasukan kami setiap hari,” kata Cavusoglu. “Oleh karena itu, tidak dapat diterima dan keterlaluan bahwa teman dan sekutu kita mendukung organisasi teroris ini.”
Menteri Luar Negeri Latvia Edgar Rinkevics mengatakan bahwa NATO akan menemukan solusi terhadap keanggotaan Finlandia dan Swedia sebagai anggota baru, meskipun ada kekhawatiran Turki. “Kami telah melakukan diskusi itu dalam aliansi berkali-kali sebelumnya. Saya pikir kami selalu menemukan solusi yang masuk akal dan kami akan menemukannya kali ini juga,” katanya kepada wartawan di Berlin.
“Keanggotaan Swedia dan Finlandia sangat penting bagi seluruh aliansi, dan pada akhirnya juga bagi Turki,” katanya.
Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan sebelumnya pada hari Sabtu bahwa Turki tidak menutup pintu bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Namun negosiasi diperlukan dengan negara-negara Nordik dan tindakan keras terhadap kegiatan teroris yang disebut oleh Turki.
Turki menganggap YPG, pejuang Kurdi yang didukung AS yang berbasis di Suriah, sebagai organisasi teroris. Ankara memandang YPG sebagai afiliasi PKK.
“Kami tidak menutup pintu. Tapi kami pada dasarnya mengangkat masalah ini sebagai masalah keamanan nasional untuk Turki,” ujar Kalin, yang juga penasihat kebijakan luar negeri presiden.
Kalin mengatakan PKK sedang menggalang dana dan merekrut anggotanya di Eropa. Kehadiran PKK diakui oleh Swedia.
Presiden Erdogan sebelumnya mengatakan Turki tidak mungkin mendukung Swedia dan Finlandia menjadi anggota NATO karena dua negara tersebut adalah rumah bagi banyak organisasi teroris. Setiap negara yang ingin bergabung dengan NATO membutuhkan dukungan bulat dari negara-negara anggota.
Amerika Serikat dan negara-negara anggota lainnya telah berusaha untuk mengklarifikasi posisi Ankara di Finlandia dan Swedia.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menentang keanggotaan NATO untuk Swedia dan Finlandia. Dia menegaskan bahwa bahwa bergabung dengan NATO akan menjadi kesalahan.
Baca: Erdogan Tolak Finlandia dan Swedia Masuk NATO, Ini Reaksi AS
ALJAZEERA