TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan asal Uni Eropa kemungkinan bisa memenuhi tuntutan Rusia yang meminta agar pembelian gas dari Negeri Beruang Merah itu, dibayar dengan mata uang rubel. Tindakan tersebut, tidak termasuk melanggar sanksi – sanksi yang dijatuhkan ke Moskow.
Akan tetapi, Komisi Eropa sampai Jumat, 22 April 2022, belum menjelaskan secara lebih detail bagaimana melakukan prosedur tersebut.
Sebelumnya pada Maret 2022, Moskow menerbitkan sebuah dekrit yang meminta para pembeli gas dari Rusia agar membuka rekening di Gazprombank. Lewat rekening itu, pembayaran dalam mata uang euro atau USD akan dikonversikan ke mata uang rubel.
Komisi Eropa meyakinkan dekrit Rusia itu, tidak bertolak belakang dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa kepada rezim Rusia. Aturan mengenai ini (pembayaran), sudah dipublikasi secara online.
“Namun, prosedur untuk pengurangan persyaratan dari dekrit ini masih belum dijelaskan lebih lanjut,” demikian bunyi dokumen Komisi Eropa, Jumat, 22 April 2022.
Pada awal April 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut agar gas Rusia dibayar dengan mata uang rubel terhitung mulai 1 April 2022. Jika tidak menuruti tuntutan ini, maka suplai gas mereka akan terputus.
Putin menyebut negara-negara Eropa bisa menghadapi kemungkinan kehilangan pasokan gas dari Rusia sampai lebih dari satu pertiga dari suplai gas yang biasa mereka beli dari Rusia.
Jerman dan sebagian besar negara-negara Eropa menolak permintaan Rusia tersebut dengan menyebut ini sebagai pemerasan.
Jerman, yang sangat bergantung pada gas Rusia, secara aktif mulai menyusun rencana darurat sehingga bisa membuat rasio penggunaan gas menjadi dijatah. Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa.
Ekspor energi telah menjadi langkah balasan bagi Putin kepada negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi ke Negeri Beruang Merah karena invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi Barat menyerang bank-bank Rusia, perusahaan, pengusaha hingga individu yang punya sangkut-paut dengan Kremlin. Moskow berkeras apa yang mereka lakukan ke Ukraina adalah operasi militer khusus.
Baca juga: Zelensky: Rusia Tolak Gencatan Senjata saat Paskah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.