TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menolak proposal untuk gencatan senjata selama periode Paskah Kristen Ortodoks akhir pekan ini. Kebaktian Paskah Ortodoks dimulai pada Sabtu larut malam hingga Minggu pagi.
Walau demikian, melalui sebuah pernyataan dalam pidato video, Kamis, 21 April 2022, Zelensky mengaku masih menyimpan harapan untuk perdamaian.
Baca Juga:
Sebelumnya, Rusia telah menolak permintaan serupa awal pekan ini, setelah Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang menyerukan gencatan senjata hingga Minggu Paskah.
Tujuannya untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan perjalanan yang aman bagi warga sipil yang berusaha melarikan diri dari zona perang.
“Periode Paskah empat hari harus menjadi momen untuk bersatu dalam menyelamatkan nyawa dan melanjutkan dialog untuk mengakhiri penderitaan di Ukraina,” katanya seperti dilansir Al Jazeera, Kamis.
Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan permintaan itu tidak tulus dan akan memberi para pejuang Ukraina lebih banyak waktu untuk mempersenjatai diri.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Selasa pekan lalu negosiasi dengan Ukraina menghadapi jalan buntu. Operasi militer Moskow pun tetap berlanjut dan dia yakin akan mencapai targetnya.
Saat wawancara dengan CNN belum lama ini, Zelensky menyebut perundingan dengan Rusia memiliki 'tikungan dan belokan'. Dia mengatakan sulit untuk berbicara damai jika gempuran di sejumlah kota Ukraina masih terjadi.
Perundingan Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak 28 Februari 2022. Beberapa pertemuan berlangsung di Belarus, tak hanya itu kedua pihak pun terus berkomunikasi lewat video conference.
Sebelumnya pada 29 Maret lalu, putaran pembicaraan tatap muka diadakan di Istanbul. Sedangkan pada Selasa lalu, pemimpin Rusia mengatakan kepada wartawan bahwa dengan menjauh dari kesepakatan yang dicapai di Istanbul, maka Kyiv mengarahkan proses ini ke jalan buntu.
Invasi Rusia ke Ukraina kini memasuki fase baru dengan fokus peperangan ada di wilayah Donbas. Rusia telah mengklaim memenangkan pertempuran di Mariupol.
Baca juga: Zelensky Sebut Ada 120.000 Warga Sipil Tertahan di Mariupol
Sumber: Reuters, Al Jazeera