TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara memperingati hari kelahiran Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un yang kini memimpin negara tersebut. Puluhan ribu orang hadir di alun-alun utama Pyongyang menikmati pertunjukan cahaya dan pameran seni untuk menghormati Kim Il Sung.
Kim Jong Un menghadiri perayaan tersebut dengan mengenakan setelan hitam. Ia melambai dari belakang balkon ke puluhan ribu orang yang berkumpul dalam formasi di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang.
Perayaan peringatan 110 tahun kelahiran mendiang Kim Il Sung digelar pada Jumat dengan kembang api, prosesi, dan gala malam di alun-alun utama Pyongyang. Namun perayaan itu tanpa disertai parade militer.
Pyongyang yang memiliki senjata nuklir biasanya menggunakan hari libur yang dikenal sebagai Hari Matahari, untuk memamerkan persenjataan terbarunya. Namun pada acara tahun ini tidak ada tanda-tanda parade apa pun. Tiga pekan lalu Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama sejak 2017.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi makam kakeknya dan menghadiri pertemuan nasional dan prosesi publik di Lapangan Kim Il Sung Pyongyang. Tak ada pernyataan publik yang dilaporkan.
Media pemerintah KCNA menayangkan cuplikan langsung dari gala malam di alun-alun setelah matahari terbenam pada Jumat, setelah konser, pameran seni, dan seminar ideologis. Ada juga festival cahaya di pusat Pyongyang, dengan air mancur menari dan perahu hias di Sungai Taedong.
Warga dapat mengambil foto di depan gapura yang diterangi dengan kalimat seperti 'Pyongyang Is Best' dan 'We Are the Happiest in the World'. “Saya datang untuk melihat festival pencahayaan bersama putri saya. Melihatnya hari ini sangat keren. Hal yang paling mengesankan khususnya adalah yang mengatakan kemandirian," ujar Ri Bom Chol, seorang dokter berusia 40 tahun.
Kim Il Sung meninggal pada tahun 1994. Tubuhnya diawetkan dan disemayamkan di sebuah ruangan berlampu merah di Istana Matahari Kumsusan di pinggiran ibu kota.
Orang Korea Utara diajarkan sejak lahir untuk menghormati Kim Il Sung dan putranya Kim Jong Il. Semua orang dewasa memakai lencana yang menggambarkan satu atau kedua pria.
“Seiring hari, kerinduan akan pemimpin besar semakin meningkat,” kata Ri Gwang Hyok. “Cinta itu selamanya.”
Baca: Bapak Korea Utara Kim Il Sung, Pendiri Dinasti Politik Keturunan Gunung Paektu
AL JAZEERA