Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bapak Korea Utara Kim Il Sung, Pendiri Dinasti Politik Keturunan Gunung Paektu

Reporter

image-gnews
Patung Kim Il-Sung di Pyongyang, Korut. REUTERS/KCNA
Patung Kim Il-Sung di Pyongyang, Korut. REUTERS/KCNA
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKim Il Sung, Presiden Korea Utara (Korut) dari 1972 sampai 1994, dan menjabat Perdana Menteri terpanjang dalam sejarah Korut yaitu 1948 sampai 1972. Pendiri Dinasti Kim di Korut yang juga Kakek Kim Jong Un ini lahir 15 April 1912 dan meninggal 8 Juli 1994 di Hyangsan Residence, Provinsi Pyongan Utara, Korea Utara.

Semasa hidupnya, Kim Il Sung mendirikan salah satu kultus kepribadian paling kuat di dunia, yang dikenal sebagai Kim atau Garis Keturunan Gunung Paektu. Dan berhasil menjadi dinasti politik pimpinan Korut turun-temurun, dengan menjadikan anak cucunya sebagai pemegang kekuasaan secara bergantian.

Masa Muda Kim Il Sung

Melansir situs populis, Kim Il Sung merupakan putra Kim Hyong-jik dan Kang Pan-sok yang melarikan diri ke Manchuria. Di Manchuria Kim bersekolah, dan bergabung dengan organisasi pemuda komunis. Pada 1929 sampai 1930 ia ditahan akibat akitivitasnya di organisasi.

Setelah dibebaskan, Kim bergabung dengan gerilyawan Korea melawan pendudukan Jepang sekitar tahun 1930-an. Gerak-gerik Kim saat itu diperhatikan otoritas militer Soviet, sehingga Kim dikirim ke Uni Soviet untuk pelatihan militer dan politik, serta bergabung dengan Partai Komunis setempat.

Sejak tahun 1940 sampai akhir Perang Dunia II Kim tetap berada di Uni Soviet, dan memimpin sebuah unit dalam ketentaraan Soviet. Dirinya kembali ke Korea pada tahun 1945, setelah dua dekade mengabsenkan diri. Saat kembali, Kim mendapati negara Korea sudah terbelah menjadi dua bagian, Korea Utara berafiliasi dengan Soviet, sedang Korea Selatan bersekutu dengan Amerika Serikat.

Pembentukan Republik Rakyat Demokratik Korea

Berdasar situs Thought di laman thought.com, saat itu Kim kembali ke Korea pada 22 Agustus, dan Soviet langsung mengangkatnya menjadi Kepala Komite Rakyat Sementara. Kim segera membangun Tentara Rakyat Korea (KPA) yang terdiri dari para veteran, dan mulai mengkonsolidasikan kekuasaan di Korea utara.

Pada 9 September 1945, Kim Il Sung mengumumkan pembentukan Republik Rakyat Demokratik Korea, dengan dirinya sebagai perdana menteri. PBB telah merencanakan pemilihan umum di seluruh Korea, tetapi Kim dan sponsor Sovietnya punya ide lain, dengan Soviet mengakui Kim sebagai perdana menteri di seluruh semenanjung Korea. Rezim Kim mengobarkan perang gerilya melawan Selatan dengan dukungan Soviet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip Wilson Center di alamat digitalarchive.wilsoncenter.org, pada 1950 Kim berhasil mendapatkan izin Stalin untuk invasi besar-besaran ke Selatan, yang diluncurkan pada 25 Juni. Namun berkat intervensi besar-besaran China, rezim Kim selamat dari serangan balasan pimpinan AS pada musim gugur 1950.

Pada 1953, Kim dan wali Soviet dan Cina memilih menetap di separuh negara, tetapi Kim tidak pernah menerima pembagian negaranya, dan sampai akhir hayatnya melanjutkan upaya menggulingkan Republik Korea Selatan dan membunuh para penguasanya.

Setelah 1953, Kim Il Sung menciptakan masyarakat Korea Utara yang keras, termiliterisasi, sangat teratur dan memujanya sebagai pemimpin yang didewakan.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Kisah Dinasti Kim Penguasa Korea Utara: Kim Jong Un, Kim Jong Il dan Kim Il Sung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

9 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Seoul Lumpuh, Sopir Bus Mogok Massal Tuntut Naik Gaji

14 jam lalu

Ilustrasi bus (Pixabay)
Seoul Lumpuh, Sopir Bus Mogok Massal Tuntut Naik Gaji

Sopir bus di Seoul, Korea Selatan ramai-ramai mogok kerja memprotes besaran upah. Akibatnya sektor transportasi lumpuh.


3 Jenazah ABK WNI dari Kapal 2 Haesinho Korea Selatan Dipulangkan, 4 Lainnya Hilang

17 jam lalu

Iluatrasi kapal tenggelam. AFP/JOSE LUIS ROCA
3 Jenazah ABK WNI dari Kapal 2 Haesinho Korea Selatan Dipulangkan, 4 Lainnya Hilang

Kapal 2 Haesinho membawa 9 ABK, yang 7 diantaranya ABK WNI. Hanya tiga jenazah ABK WNI yang bisa ditemukan.


Doh Kyung-soo alias D.O. EXO Akan Gelar Konser di 11 Kota Asia, Kapan ke Jakarta?

1 hari lalu

Do Kyungsoo atau D.O. EXO. Foto: Twitter/@weareoneEXO
Doh Kyung-soo alias D.O. EXO Akan Gelar Konser di 11 Kota Asia, Kapan ke Jakarta?

D.O. EXO mengumumkan kota dan tanggal untuk tur konser penggemar 'Bloom' 2024 mendatang di Asia


Delegasi Korea Utara Kunjungan Kerja ke Vietnam

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di kantor konsulat Korea Utara di Dandong, provinsi Liaoning, Cina. REUTERS
Delegasi Korea Utara Kunjungan Kerja ke Vietnam

Rangkaian kunjungan kerja itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Pyongyang memperluas hubungan diplomatik setelah lockdown pandemi Covid-19.


Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

2 hari lalu

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Kosmodrom Vostochny sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di wilayah timur jauh Amur, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/ Vladimir Smirnov/Pool melalui REUTERS/File Foto
Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka


Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

3 hari lalu

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. Berdasarkan sistem dinasti, ia berpotensi menjadi pemimpin Korea Utara menggantikan kakaknya. REUTERS/Jorge Silva
Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

Kim Yo Jong mengkonfirmasi Perdana Menteri Jepang sudah mengutarakan niat untuk berrbicara dengan Kim Jong Un


Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

4 hari lalu

Ledakan gas di sebuah gedung perumahan bertingkat di kota Balashikha dekat Moskow pada hari Rabu, 20 September 2023. (TASS)
Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

Kim Jong Un menyampaikan pesan dukungan dan solidaritas kepada Vladimir Putin atas penembakan di gedung konser Moskow.


Kapal Tanker Korea Selatan Tenggelam di Perairan Jepang, 6 WNI Dipastikan Tewas

5 hari lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. Shutterstock
Kapal Tanker Korea Selatan Tenggelam di Perairan Jepang, 6 WNI Dipastikan Tewas

KBRI Tokyo melaporkan bahwa 6 WNI dipastikan tewas dalam peristiwa tenggelamnya kapal tanker Korea Selatan di perairan Jepang


Retno Marsudi Hadiri Ministerial Conference Summit for Democracy di Korea Selatan

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno L.P. Marsudi, melakukan kunjungan kerja ke Seoul guna menghadiri Ministerial Conference Summit for Democracy (SFD) di Seoul, pada 18 Maret 2024. sumber: dokumen KBRI Seoul
Retno Marsudi Hadiri Ministerial Conference Summit for Democracy di Korea Selatan

Retno Marsudi dalam acara Ministerial Conference Summit for Democracy (SFD) menyuarakan demokrasi yang lebih baik dan isu Palestina.