TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan yang dipimpin penguasa tidak demokratis merupakan ciri kediktatoran. Pemimpin diktator biasa menggunakan kekerasan dalam kekuasaannya atau menindas.
Di berbagai negara para pemimpin diktator, antara lain Benito Mussolini (Italia), Adolf Hitler (Jerman), Muammar Khadafi (Libya), Kim Jong-un (Korea Utara), Soeharto (Indonesia).
Apa itu diktator?
Mengutip Merriam Webster, konsep kediktatoran cenderung menggunakan kekuatan yang menindas untuk tetap berkuasa. Kediktatoran sudah ada sejak peradaban Romawi Kuno.
Dahulu, kata diktator berasal dari gelar yang dipilih oleh Senat Romawi untuk memerintah republik pada saat darurat. Kini, penyebutan diktator untuk menggambarkan pemimpin yang memegang atau menyalahgunakan kekuasaan.
Menurut publikasi berjudul Dictatorship, Democracy, and Development, kediktatoran sering dilakukan negara satu partai atau dominan. Kediktatoran juga sering dicirikan beberapa hal, antara lain penangguhan pemilihan dan kebebasan sipil, represi terhadap lawan politik, tidak patuh prosedur hukum, dan mengultuskan diri.
Baca juga:
Belakangan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menganggap Vladimir Putin sebagai diktator, karena pasukan Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
"Seorang diktator Rusia menyerang negara asing akan membayar (konsekuensinya) di seluruh dunia. Saya mengambil tindakan nyata untuk memastikan, rasa sakit akibat sanksi benar-benar berdampak pada ekonomi Rusia," kata Biden saat pidato tahunan di Amerika Serikat, pada 1 Maret 2022.
M. RIZQI AKBAR
Baca: Rusia Serang Ukraina, Joe Biden Sebut Vladimir Putin Diktator
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu