TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok mahasiswa fakultas kedokteran asal India, yang menuntut ilmu di Kota Kharkiv, Ukraina, berdesakan berlindung di sebuah ruang bawah tanah di gedung apartemen mereka. Kharkiv adalah kota yang terletak di timur Ukraina atau area perbatasan Ukraina dan Rusia, yang telah diselimuti ketegangan.
Lakshmi Devi, 21 tahun, menceritakan ketegangan terjadi sepanjang malam saat tentara Rusia merangsek lebih jauh ke Ukraina. Ledakan bom terdengar sampai pagi.
“Saat ini, yang bisa kami dengar hanyalah suara ledakan. Kami bahkan tak bisa lagi menghitung banyaknya,” kata Devi, mahasiswa semester ketiga di Kharkiv National Medical University.
Orang-orang menunggu untuk naik kereta evakuasi dari Kyiv ke Lviv di stasiun kereta pusat Kyiv, Ukraina, 25 Februari 2022. REUTERS/Umit Bektas
Devi adalah satu dari puluhan ribu mahasiswa asing yang terjebak di Ukraina saat serangan besar menyerang Ukraina. Serangan Rusia ke Ukraina adalah yang terbesar sejak perang dunia II.
Di perkirakan ada sekitar 18 ribu mahasiswa asal India dari sekitar 76 ribu mahasiswa asing yang menuntut ilmu ke Ukraina. Umumnya, mereka sekolah kedokteran. Dilaporkan pula ada ribuan mahasiswa asal Afrika yang terkatung-katung di negara bekas pecahan Uni Soviet tersebut.
Pushpak Swarnakar adalah satu dari hampir 2 ribu mahasiswa asal India yang kuliah di Ternopil National Medical University. Swarnakar adalah mahasiswa semester lima di kampus, yang terletak di barat Ukraina tersebut.
Swarnakar mengatakan dia bersembunyi di bunker. Swarnakar mengesampingkan seruan Pemerintah India karena takut malah terjebak dalam pertempuran, lalu-lintas yang macet dan cuaca buruk.
Orang-orang meninggalkan Kyiv setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 25 Februari 2022. REUTERS/Gleb Garanich
India sebelumnya menyarankan pada warga negaranya agar menyusun sendiri perjalanan ke area perbatasan Polandia, Romania atau Slovakia.
“Kami punya persediaan makanan dan air minum setidaknya hingga seminggu ke depan,” kata Swarnakar, 25 tahun.
Otoritas memperingatkan suplai listrik, gas, air mungkin bisa terjadi pemadaman. Kondisi ini membuat orang tua dan keluarga para mahasiswa tersebut menjadi waswas. Mereka mendesak Perdana Menteri India Narendra Modi segera mengambil langkah-langkah guna memastikan anak-anak mereka bisa pulang ke India dengan selamat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Cerita Pelajar Afrika Terjebak di Perang Ukraina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.