TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Vladimir Ermakov pada Kamis, 27 Januari 2022, mengingatkan bahwa krisis rudal nuklir antara Moskow dan Washington sulit dihindari jika tidak ada kebijakan untuk menahan diri dan prediktabilitas.
Ucapan itu disampaikan Ermakov sehari setelah Amerika Serikat dan NATO secara resmi menanggapi proposal yang disorongkan Rusia perihal keamanan. Kremlin menilai, saat ini penting untuk melakukan dialog lebih lanjut setelah sejumlah cara yang dilakukan, mentok.
Ermakov mengatakan NATO memiliki kemampuan untuk mengerahkan senjata-senjata nuklir dengan cepat, yang mungkin bisa mengincar area-area strategis di Rusia.
“Kami tetap berkeras bahwa penting untuk mencapai prinsip-prinsip saling memahami bahwa permasalahan di area ini harus diatasi segera. Jika tidak, krisis baru soal rudal akan tak terhindarkan,” kata Ermakov.
Sebelumnya pada Desember 2021, Rusia menyorongkan proposal yang diantaranya berisi bahwa negara-negara Barat harus menahan diri dari pengerahan rudal nuklir jarak menengah (INF), yang jika ditembakkan bisa mengenai teritorial Rusia dan Eropa. Moskow pun menduga Amerika Serikat sedang mempersiapkan pengerahan rudal jarak menengah ke Eropa dan wilayah asia-pasifik.
“Kami berkeras misi NATO untuk pengerahan nuklir bersama, harus secepatnya dihentikan. Semua senjata nuklir Amerika Serikat harus dikembalikan ke Amerika dan infrastruktur yang memungkinkan senjata nuklir bisa dikerahkan dengan cepat, dimusnahkan,” kata Ermakov.
Sumber: Reuters
Baca juga: Krisis Ukraina, Amerika Serikat Desak Pertemuan Khusus Dewan Keamanan PBB
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.