TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Houthi Yaman meluncurkan rudal ke sebuah kamp pasukan Yaman milik koalisi pimpinan Saudi, yang telah mengirim bala bantuan untuk mempertahankan provinsi penghasil minyak Shabwa, Kamis, 30 Desember 2021.
Rudal balistik itu menewaskan empat tentara dan melukai 13 lainnya di kamp Markha, kata tiga sumber militer. Seorang pejabat setempat menyebutkan jumlah korban tewas tujuh orang.
Tidak ada komentar langsung dari Houthi atau dari Brigade Raksasa pro-koalisi, yang mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan yang sebelumnya ditempatkan di Yaman barat telah tiba di Shabwa di selatan.
Houthi yang bersekutu dengan Iran, memerangi koalisi selama lebih dari enam tahun, telah maju di provinsi tengah Marib, daerah penghasil gas dan minyak terbesar Yaman.
Houthi menerobos masuk Shabwa, memotong jalur pasokan ke Marib, yang merupakan benteng utara terakhir pemerintah yang diakui secara internasional. Pasukan pemerintah masih bertahan di ibu kota Marib dan menguasai fasilitas hidrokarbon di dekatnya.
Perang, yang menewaskan puluhan ribu dan membuat jutaan orang terlantar, mengalami kebuntuan militer selama bertahun-tahun, tetapi pada 2021 terjadi pergeseran di garis depan yang selanjutnya dapat memperumit upaya perdamaian yang terhenti.
Houthi juga telah meningkatkan serangan rudal lintas batas dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi dan koalisi telah melakukan serangan udara terhadap sasaran Houthi, termasuk di ibu kota, Sanaa.
Utusan khusus PBB Hands Grundberg memperingatkan pada 14 Desember bahwa eskalasi dapat membuka babak "bahkan lebih terfragmentasi dan berdarah" dalam perang yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan mengerikan.
Yaman terperosok dalam kekerasan sejak Houthi menggulingkan pemerintah dari Sanaa, mendorong koalisi untuk campur tangan beberapa bulan kemudian pada Maret 2015 dalam konflik yang sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Houthi mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi asing.