TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menunjuk dua diplomat wanita menjadi utusan khusus senior di Afghanistan. Penunjukkan keduanya karena hak-hak perempuan di Afghanistan memburuk di bawah pemerintahan baru Taliban.
Pada Rabu, 29 Desember 2021, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunjuk Rina Amiri sebagai utusan khusus untuk perempuan, anak perempuan dan hak asasi manusia di Afghanistan. Amiri telah menghabiskan dua dekade sebagai penasihat pemerintah, PBB dan think-tank tentang isu-isu yang berkaitan dengan Afghanistan.
Di bawah mantan Presiden AS Barack Obama, ia menjabat sebagai penasihat senior perwakilan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan. “Rina memiliki keahlian dan pengatahun selama dua dekade, yang akan memajukan pekerjaan vital kami menuju Afghanistan yang lebih damai, stabil dan aman untuk semua,” kata Blinken di Twitter.
Blinken juga menunjuk Stephenie Foster, seorang veteran Departemen Luar Negeri, sebagai penasihat senior baru bagi perempuan dan anak perempuan. Dia akan menangani operasi AS untuk mengevakuasi kembali warga Afghanistan yang berisiko mendapat pembalasan dari Taliban.
Penunjukan kedua wanita itu dilakukan setelah Taliban menyerbu Afghanistan pada Agustus lalu. Pemerintahan yang didukung Barat runtuh dan pasukan AS meninggalkan negara itu setelah 20 tahun perang.
Sejak Taliban berkuasa, hak-hak perempuan dan anak perempuan telah dikekang. Taliban melarang sebagian besar dari perempuan bekerja dan bersekolah. Pejabat AS mengutuk kebijakan Taliban ini kemunduran dibandingkan sebelumnya.
Pada hari Minggu, para pejabat Taliban mengeluarkan dekrit yang melarang perempuan bepergian lebih dari 75 kilometer melalui jalan darat kecuali mereka ditemani oleh kerabat dekat laki-laki.
Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, juga meminta pemilik kendaraan menolak tumpangan kepada wanita yang tidak mengenakan jilbab. Hal ini dikecam oleh para aktivis hak asasi manusia.
Taliban sebelumnya melarang perempuan berperan di sektor publik. Perempuan dilarang kembali bekerja setelah perebutan kekuasaan pada 15 Agustus 2021. Akibatnya sebagian besar anak perempuan masih terputus dari sekolah menengah.
Baca: Pilot Afghanistan Menceritakan Detik-detik Ashraf Ghani Meninggalkan Kabul
AL JAZEERA