Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anaknya Meninggal karena Corona, Warga Meksiko Ini Gugat China dan WHO

Reporter

image-gnews
Petugas kesehatan mengambil sampel darah pada karyawan Volkswagen yang datang untuk menghadiri pelatihan sebelum dibuka kembali pabrik Volkswagen di tengah pandemi wabah Virus Corona di Puebla, Meksiko, 16 Juni 2020. Sebagian besar pabrik mobil di Meksiko mulai dibuka kembali awal bulan ini. Industri otomotif mewakili 3,8 persen dari produk domestik bruto Meksiko (PDB) dan 20,5 persen dari PDB manufaktur, dan secara langsung mempekerjakan hampir satu juta pekerja di Meksiko. REUTERS/Imelda Medina
Petugas kesehatan mengambil sampel darah pada karyawan Volkswagen yang datang untuk menghadiri pelatihan sebelum dibuka kembali pabrik Volkswagen di tengah pandemi wabah Virus Corona di Puebla, Meksiko, 16 Juni 2020. Sebagian besar pabrik mobil di Meksiko mulai dibuka kembali awal bulan ini. Industri otomotif mewakili 3,8 persen dari produk domestik bruto Meksiko (PDB) dan 20,5 persen dari PDB manufaktur, dan secara langsung mempekerjakan hampir satu juta pekerja di Meksiko. REUTERS/Imelda Medina
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jaime Michaus bergabung dengan ratusan warga Meksiko yang menuntut kompsensasi dari China dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO atau merebaknya wabah Corona di seluruh dunia. Perasaan Michaus hancur setelah kehilangan putrinya akibat virus Covid-19. "Saya masih tidak yakin apakah saya melakukan hal yang benar," kata Michaus.

"Saya memiliki perasaan campur aduk karena sepertinya saya mendapat untung dari kematian putri saya," ujarnya. Putri Michaus meninggal di usia 25 tahun pada Juli lalu. Ia meninggalkan bayi berusia satu bulan.

"Uang tidak berhasil mengembalikan anak saya, namun saya melakukannya untuk masa depan cucu perempuan saya," kata pensiunan berusia 63 tahun itu. Dia memperkirakan bahwa peluangnya untuk menang adalah 50 persen.

Michaus baru-baru ini menandatangani klaim hukum internasional terhadap China dan WHO yang dipromosikan oleh Kantor Hukum Internasional Poplavsky yang berbasis di Buenos Aires. Perusahaan tersebut merayu warga Mesiko di media sosial dengan slogan "Apakah Anda menderita COVID? Ketahui hak Anda."

"Klaim ini diajukan karena kelalaian China dan WHO dalam penanganan COVID-19," kata Denisse Gonzalez, perwakilan Poplavsky di Meksiko, kepada AFP yan dikutip dari Channel News Asia.

Poplavsky adalah perusahaan yang memiliki cabang di Amerika Latin, Amerika Serikat dan Dubai. Mereka mengatakan pihaknya telah mendaftarkan penggugat dari negara lain termasuk Kolombia dan Argentina. Namun Gonzalez tidak menyebutkan berapa banyak orang yang menggugat.

Gugatan senilai jutaan dolar itu diajukan ke markas Perserikatan Bangsa-bangsa di Jenewa dengan tuduhan pelanggaran terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Kompensasi yang diminta bervariasi mulai dari US$ 200.000 karena jatuh sakit akibat COVID-19 hingga US$ 800.000 dalam kasus kematian.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu menanggapi gugatan tersebut pada Rabu. Ia mengatakan sistem darurat kesehatan WHO telah beraksi.

Virus corona menewaskan lebih dari 5,4 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China pada Desember 2019. Meksiko melaporkan hampir 300.000 kematian akibat COVID-19, salah satu yang tertinggi di dunia. Lebih dari 3,95 juta kasus terkonfirmasi dari negara ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya tidak pernah menderita tekanan darah tinggi dan sekarang naik turun, berbahaya," kata seorang karyawan SPBU berusia 35 tahun yang mencari kompensasi setelah tertular virus.

"Telinga saya berdenging. Penglihatan saya juga kabur dan saya harus memakai kacamata," kata perempuan yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Poplavsky mengatakan bahwa biayanya akan ditanggung oleh persentase dari kompensasi yang didapat. Michaus juga menolak untuk mengungkapkan persentase yang dia setujui untuk jika menang. Namun dia mengatakan besarnya kompensasi itu dinilai adil.

Pakar hukum internasional publik di Universitas Otonomi Nasional Meksiko, Lourdes Marleck Rios Nava, menilai peluang menang atas gugatan itu terbatas. "Orang-orang tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, tetapi tiba-tiba mereka mengajukan tuntutan hukum," katanya.

Upaya terpisah untuk mengajukan klaim kolektif terhadap China ke pengadilan Meksiko belum memenuhi persyaratan minimal 30 penggugat. "Saya pikir akan ada antrian orang yang menunggu untuk menuntut, tapi anehnya tidak seperti itu. Saya pikir ada masalah kredibilitas," kata pengacara Fernando Martinez de Velasco, yang berada di balik aksi tersebut.

Baca: Anti-Vaksin, Juara Dunia Kickboxing Meninggal karena Covid-19

CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

1 hari lalu

Pemain China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan mengangkat trofi Piala Uber 2024. Doc. BWF.
Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

6 hari lalu

Petugas polisi Ekuador berdiri di luar kedutaan Meksiko tempat mereka memindahkan paksa mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas di Quito, Ekuador 5 April 2024. REUTERS/Karen Toro
Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.


Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

8 hari lalu

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak. Foto: Canva
Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.