Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peraih Nobel Perdamaian dan Pahlawan Afrika Selatan Desmond Tutu Meninggal

Reporter

image-gnews
Uskup Agung Desmond Tutu saat peluncuran kampanye hak asasi manusia yang menandai peringatan 60 tahun penandatanganan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 10 Desember 2007. [REUTERS/Mike Hutchings (AFRIKA SELATAN)]
Uskup Agung Desmond Tutu saat peluncuran kampanye hak asasi manusia yang menandai peringatan 60 tahun penandatanganan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 10 Desember 2007. [REUTERS/Mike Hutchings (AFRIKA SELATAN)]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Desmond Tutu, peraih Nobel Perdamaian dan veteran perjuangan Afrika Selatan melawan kekuasaan minoritas kulit putih, meninggal pada Minggu dalam usia 90 tahun, kata kantor kepresidenan Afrika Selatan.

Pada 1984 Desmond Tutu memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk perlawanannya tanpa kekerasan terhadap apartheid. Sepuluh tahun kemudian, dia menyaksikan berakhirnya rezim itu dan dia memimpin Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang dibentuk untuk mengungkap kekejaman yang dilakukan selama hari-hari kelam itu.

Berjuang tanpa lelah sepanjang tahun 1980-an, Tutu menjadi wajah gerakan anti-apartheid di luar negeri sementara banyak pemimpin pemberontak Kongres Nasional Afrika (ANC), seperti Nelson Mandela, berada di balik jeruji besi.

Pada bulan Februari 1990, Tutu mendampingi Nelson Mandela ke balkon di Balai Kota Cape Town yang menghadap ke alun-alun tempat ANC membuat pidato publik pertamanya setelah 27 tahun di penjara.

Ketika Mandela memperkenalkan Afrika Selatan pada demokrasi, Tutu mengepalai Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang mengungkap kebenaran mengerikan tentang perang melawan pemerintahan kulit putih.

Beberapa kesaksian yang menyayat hati membuatnya menangis di depan umum.

Desmond Tutu, seorang pribadi yang blak-blakan, dianggap sebagai hati nurani bangsa oleh masyarakat kulit Hitam dan Putih, sebuah bukti abadi atas iman dan semangat rekonsiliasinya di negara yang terpecah.

Uskup Agung Desmond Tutu (tengah), Utusan PBB Liga Arab Suriah Lakhdar Brahimi (kanan), dan mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan saat tiba di Stadion FNB di Afrika Selatan, (10/12). Kehadiran mereka di Afsel untuk ikut upacara peringatan Nelson Mandela. (AP Photo/SABC Pool)

Desmond Tutu didiagnosis menderita kanker prostat pada akhir 1990-an dan dalam beberapa tahun terakhir ia beberapa kali dirawat di rumah sakit untuk mengobati infeksi yang terkait dengan pengobatan kankernya.

"Meninggalnya Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu adalah babak lain dari duka dalam perpisahan bangsa kita dengan generasi Afrika Selatan yang luar biasa yang telah mewariskan kepada kita Afrika Selatan yang dibebaskan," kata Presiden Cyril Ramaphosa, dikutip dari Reuters, 26 Desember 2021.

"Desmond Tutu adalah seorang patriot tanpa tandingan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepresidenan Afrika Selatan tidak memberikan rincian tentang penyebab kematian.

Di panggung global, aktivis hak asasi manusia itu berbicara di berbagai topik, mulai dari pendudukan Israel di wilayah Palestina hingga hak-hak gay, perubahan iklim dan kematian yang dibantu.

Dia menggunakan posisi tingginya di Gereja Anglikan untuk menyoroti penderitaan orang kulit hitam Afrika Selatan.

Ditanya tentang pengunduran dirinya sebagai Uskup Agung Cape Town pada tahun 1996, Desmond Tutu berkata: "Perjuangan itu cenderung membuat seseorang menjadi kasar dan lebih dari sekadar merasa benar sendiri. Saya berharap orang-orang akan memaafkan saya setiap luka yang mungkin saya sebabkan terhadap mereka."

Desmond Tutu berkhotbah menentang tirani minoritas kulit putih dan bahkan setelah berakhir, dia tidak pernah goyah dalam perjuangannya untuk Afrika Selatan yang lebih adil, meminta elit politik kulit Hitam untuk bertanggung jawab dengan penuh semangat seperti halnya orang Afrika kulit putih.

Di tahun-tahun terakhirnya, dia menyesal bahwa mimpinya tentang "Bangsa Pelangi" belum terwujud.

"Akhirnya, pada usia 90, dia meninggal dengan tenang di Oasis Frail Care Center di Cape Town pagi ini," kata Dr Ramphhela Mamphele, penjabat ketua Uskup Agung Desmond Tutu IP Trust dan Koordinator Kantor Uskup Agung, menyampaikan pernyataan mewakili keluarga Desmond Tutu.

Baca juga: Nelson Mandela, 27 Tahun Berjuang Melawan Apartheid Tanpa Kekerasan

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

4 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

8 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

16 hari lalu

Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.


TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

18 hari lalu

Pegiat pelanggar HAM berat yang diiniasi Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanuasiaan Indonesia (JRKI) dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) melakukan aksi kamisan yang ke-804 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024. Aksi tersebut menuntut Presiden RI Joko WIdodo untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM beat secara berkeadilan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?


Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

25 hari lalu

Kepala Biro Humas dan Protokol Mahkamah Konstitusi Budi Wijayanto menerima surat dari perwakilan dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Antikorupsi di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 4 April 2024. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Antikorupsi menyerahkan surat terbuka yang berisikan dorongan agar Presiden Jokowi dipanggil dan dihadirkan dalam persidangan sengketa hasil Pilpres 2024. TEMPO/Subekti
Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

Sejumlah pihak terus mengajukan Amicus Curiae ke MK kasus sengketa Pilpres 2024. berikut beberapa perkara bermuatan amicus curiae. Apa saja?


ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

26 hari lalu

Hakim di Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

ICJ akan memulai sidang publik mulai Senin 8 April 2024 dalam kasus yang diajukan oleh Nikaragua mengenai dukungan Jerman atas genosida di Gaza


Setelah 2 Tahun Jokowi Mengundang, Paus Fransiskus Akan ke Indonesia 3 September 2024, Berikut Sosoknya

32 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Setelah 2 Tahun Jokowi Mengundang, Paus Fransiskus Akan ke Indonesia 3 September 2024, Berikut Sosoknya

Paus Fransiskus rencana datang ke Indonesia September 2024 setelah diundang Jokowi dua tahun lalu. Ini profil perjalanannya menjadi Paus.


Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

33 hari lalu

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, bersama para pemimpin Kuba lainnya, lewat di depan Kedutaan Besar AS saat pawai mendukung warga Palestina di Gaza, di Havana, Kuba, 23 November 2023. Yamil Lage/Pool via REUTERS
Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel kembali menyuarakan dukungan negaranya untuk rakyat Palestina terutama di Gaza


Uskup Agung Jakarta Singgung Soal TPPO hingga Pencucian Uang dalam Khotbah Paskah

33 hari lalu

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (tengah) pada konferensi pers memperingati Paskah 2024 di Gereja Katedral Jakarta, Minggu, 31 Maret 2024. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
Uskup Agung Jakarta Singgung Soal TPPO hingga Pencucian Uang dalam Khotbah Paskah

Uskup Agung Jakarta menyebut penanganan TPPO perlu kerja sama internasional.