Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Reporter

image-gnews
Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lusinan karyawan Google mengadakan aksi duduk pada Selasa di kantor raksasa teknologi di New York City dan Sunnyvale, California, Amerika Serikat untuk memprotes kerja sama perusahaan tersebut dengan Israel.

Kelompok karyawan Google bernama “No Tech For Apartheid,” berunjuk rasa menuntut Google dan Amazon “membatalkan kontrak Nimbus mereka dengan pemerintah & militer Israel.”

Di Sunnyvale, California, pengunjuk rasa berjanji untuk bertahan sampai Google mengakhiri kontrak senilai US$1,2 miliar dengan Amazon, yang akan menyediakan layanan cloud dan pusat data ke Israel untuk proyek Nimbus.

Protes tersebut disiarkan langsung di saluran Twitch grup tersebut.

Para karyawan yang berpartisipasi dalam aksi duduk tersebut mengenakan kemeja bertuliskan "Jatuhkan Proyek Nimbus" dan sebuah spanduk digantung bertuliskan, "Tidak ada teknologi untuk genosida."

Para pengunjuk rasa duduk di kantor Kepala Eksekutif Google Cloud Thomas Kurian pada Selasa dan bertahan di sana selama sekitar 10 jam, menurut kelompok tersebut.

Mereka menuntut Google dan Amazon membatalkan Project Nimbus dan menghentikan "pelecehan, intimidasi, pembungkaman, dan sensor" terhadap pekerja Google yang berasal dari Palestina, Arab, dan Muslim yang telah menyatakan keprihatinannya mengenai pekerjaan perusahaan di Israel dan perang Gaza.

“Sebagai Insinyur Perangkat Lunak di Google Cloud, sungguh mengerikan membayangkan bahwa kode yang saya tulis dapat digunakan oleh Militer Israel dalam genosida pertama yang didukung AI,” kata insinyur perangkat lunak Google Cloud William (Billy) Van Der Laar dari Sunnyvale di sebuah pernyataan.

"Kami tidak datang ke Google untuk mengerjakan teknologi yang mematikan. Dengan terlibat dalam kontrak ini, kepemimpinan telah mengkhianati kepercayaan kami, Prinsip AI, dan kemanusiaan kami."

Google, yang berbasis di Mountain View, California, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Google mengatakan kepada majalah Time tahun ini bahwa kontrak Nimbusnya adalah untuk beban kerja yang berkaitan dengan kementerian pemerintah Israel seperti keuangan, kesehatan, transportasi dan pendidikan.

“Pekerjaan kami tidak ditujukan pada beban kerja militer yang sangat sensitif atau rahasia yang relevan dengan senjata atau badan intelijen,” kata juru bicara Google kepada Time.

Pada Selasa malam, Google memerintahkan penangkapan sembilan pekerja di Sunnyvale dan New York, yang diberitahu bahwa akun dan kantor mereka akan dikunci dan diperkirakan tidak akan kembali bekerja sampai dihubungi oleh SDM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Google bulan lalu memecat seorang pekerja yang memprotes pidato eksekutif puncak Google di Israel pada sebuah konferensi di New York.

Protes tersebut juga bertepatan dengan serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang sejak 7 Oktober lalu telah memakan hampir 34.000 jiwa warga Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Proyek Nimbus

Nimbus mencakup sistem cloud dan pembelajaran mesin yang memungkinkan penyimpanan data, pengumpulan, analisis, identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.

Kontrak senilai US$1,2 miliar untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel, Google, dan Amazon.

Israel mengumumkan pada April 2021 bahwa Google dan Amazon memenangkan tender negara secara besar-besaran, yang memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan cloud lokalnya.

Sistem ini dapat mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk database, sumber daya, dan bahkan sumber observasi langsung seperti kamera jalanan dan drone.

Kritikus berpendapat bahwa proyek ini dapat membantu Israel melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang merupakan apartheid.

Pekerja teknologi lainnya, termasuk di Amazon, telah menyuarakan keprihatinan tentang keterlibatan perusahaan mereka dalam Project Nimbus.

Protes di industri teknologi meningkat setelah pengeboman Israel di Jalur Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan 7 Oktober terhadap Israel oleh militan pimpinan Hamas yang menewaskan sekitar 1.139 orang dan sekitar 240 orang disandera.

Pilihan Editor: Karyawan Google Dipecat setelah Lancarkan Protes Pro-Palestina

LA TIMES | ANADOLU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

34 menit lalu

Orang-orang menghadiri demonstrasi untuk mengekspresikan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di New York City, New York, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 jam lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

1 jam lalu

Warga Palestina berara di rumah Muhammad Al-Awfi yang tewas dalam serangan Israel di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 18 Februari 2024. Pasukan Israel mengepung sebuah rumah di dalam kamp dan mencegah ambulans mencapai daerah tersebut. REUTERS/Raneen Sawafta
AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza


6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 jam lalu

Orang-orang berdemonstrasi di luar The New School University Center, ketika perkemahan Protes terus berlanjut untuk mendukung warga Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.


Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

2 jam lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza


Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

2 jam lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?


Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

3 jam lalu

Ilustrasi pistol polisi. ANTARA/Ardiansyah
Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.


Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

4 jam lalu

Markas Besar ICC, Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda .
Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.


Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

6 jam lalu

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken di Washington Sabtu dini hari. SPA
Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.


Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

13 jam lalu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 21 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.