TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai membayar gaji pegawai pemerintah Afghanistan yang telah jatuh tempo mulai Sabtu, kata para pejabat.
Ribuan pegawai pemerintah Afghanistan harus dibayar setidaknya tiga bulan gaji, salah satu dari banyak krisis yang dihadapi Taliban sejak gerakan Islam mengambil alih negara itu pada Agustus.
"Kementerian keuangan mengatakan bahwa, mulai hari ini, tiga bulan terakhir gaji semua pegawai dan staf pemerintah akan dibayar seluruhnya," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter, dikutip dari Reuters, 21 November 2021.
Tidak segera jelas dari mana dana untuk membayar gaji itu berasal.
Bahkan sebelum Taliban mengambil alih kendali pada Agustus lalu, banyak pekerja sektor publik mengatakan mereka belum dibayar selama berminggu-minggu. Setelah gerakan itu mengambil alih kekuasaan, miliaran dolar dana pemerintah Afghanistan yang disimpan di luar negeri di Amerika Serikat dan Eropa dibekukan.
Pemerintah asing tidak mau mendanai pemerintahan yang dipimpin Taliban secara langsung untuk membantu komitmen keuangan seperti pembayaran pekerja. Lembaga keuangan global juga menghentikan pendanaan.
Setelah pertemuan pada hari Kamis antara utusan khusus Jerman dan Belanda dan pejabat Taliban di Kabul, utusan tersebut menyatakan kesediaannya untuk menjajaki pembayaran pekerja sektor kesehatan dan pendidikan secara langsung melalui organisasi internasional.
Tidak jelas apakah pengumuman Taliban pada hari Sabtu terkait dengan hal ini.
Juru bicara Taliban lainnya, Inamullah Samangani, mengatakan di Twitter pada hari Sabtu bahwa pengumpulan pendapatan harian dari pemerintahan Taliban telah meningkat setiap hari.
"Kementerian keuangan mengatakan bahwa dalam 78 hari kerja terakhir dalam tiga bulan terakhir, kami telah menghasilkan pendapatan sekitar 26,915 miliar Afghani (Rp4 triliun)," katanya.
"Kami mengumpulkan pendapatan 557 juta Afghanis (Rp84,8 miliar) pada hari Rabu saja," kata juru bicara Taliban, mengutip kementerian keuangan, seraya menambahkan pembayaran dana pensiun Afghanistan juga akan segera dilanjutkan.
Baca juga: Taliban Surati Kongres AS Minta Aset Bank Sentral Afghanistan Dicairkan
REUTERS