TEMPO.CO, Jakarta - Taliban meminta anggota Kongres Amerika Serikat melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan negara itu pada Agustus lalu. Taliban memperingatkan gejolak ekonomi di dalam negeri dapat menyebabkan masalah di luar negeri.
Dalam sebuah surat terbuka, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan. "Akar dari kekhawatiran ini adalah pembekuan aset rakyat Afghanistan oleh pemerintah Amerika," ujar Muttaqi.
Amerika Serikat telah menyita hampir US$ 9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan. Ekonomi negara ini yang bergantung pada bantuan telah runtuh. Taliban tak mampu membayar pegawai negeri selama berbulan-bulan dan pemerintah Taliban tidak mampu membayar impor.
Negara-negara yang peduli kepada rakyat Afghanistan telah menjanjikan bantuan ratusan juta dolar. Namun bantuan dana tak diberikan kecuali jika Taliban menyetujui pemerintah yang lebih inklusif dan menjamin hak-hak perempuan serta minoritas.
“Saya memuji Anda dan ingin berbagi beberapa pemikiran tentang hubungan bilateral,” tulis Muttaqi. Ia juga mencatat bahwa 2021 adalah 100 tahun Washington mengakui kedaulatan Afghanistan.
Dalam pernyataannya, Muttaqi melanjutkan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat juga mengalami pasang surut, seperti dialami pula oleh negara-negara lain.
Muttaqi mengatakan Afghanistan menikmati pemerintahan yang stabil untuk pertama kalinya selama lebih dari 40 tahun. Dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban memerintah Afghanistan dengan tangan besi. Sejak kembali berkuasa, Taliban telah berusaha keras meyakinkan masyarakat internasional bahwa mereka akan melakukan hal yang berbeda kali ini.
"Langkah-langkah praktis telah diambil menuju pemerintahan yang baik, keamanan dan transparansi," tulis Muttaqi.
"Tidak ada ancaman yang diajukan ke kawasan atau dunia dari Afghanistan dan jalan telah dibuka untuk kerja sama yang positif."
Muttaqi mengatakan warga Afghanistan memahami keprihatinan masyarakat internasional. Namun semua pihak perlu mengambil langkah positif untuk membangun kepercayaan.
Dia memperingatkan, situasi ekonomi dapat memicu eksodus massal. "Jika situasi saat ini berlaku, pemerintah dan rakyat Afghanistan akan menghadapi masalah dan menjadi penyebab migrasi massal di kawasan dan dunia. Akan terjadi masalah kemanusiaan dan ekonomi lebih lanjut," katanya.
Muttaqi mengatakan Amerika Serikat berisiko semakin merusak reputasinya di Afghanistan. "Kami berharap anggota Kongres Amerika akan berpikir matang dalam hal ini," ujarnya. "Saya meminta agar pintu untuk hubungan di masa depan dibuka, aset Bank Sentral Afghanistan dicairkan dan sanksi terhadap bank kami dicabut."
Baca: 5.000 Warga Afghanistan Menyeberang ke Iran Setiap Hari Sejak Taliban Berkuasa
CHANNEL NEWS ASIA