TEMPO.CO, Kabul -Pada 15 Agustus 2021, Taliban berhasil menguasai kembali Afghanistan dan ini adalah kedua kalinya Taliban menguasai Afghanistan.
Pada kekuasaannya yang pertama, Taliban banyak dikecam karrena dianggap sangat ekstrim, konservatif, dan tidak ramah terhadap perempuan.
Namun, saat berhasil berkuasa kemarin, pihak Taliban berjanji bahwa mereka sudah berubah dan tidak seperti dahulu lagi.
Namun, apakah Taliban sudah benar-benar berubah seperti yang mereka janjikan?
Pada awal berkuasa, Taliban berjanji akan lebih demokratis dan menghargai perempuan. Namun, Taliban sempat melarang para perempuan di Afghanistan untuk bersekolah dan bekerja. Larangan dari Taliban supaya perempuan tidak bekerja dan bersekolah dikecam oleh dunia internasional dan membuat Taliban akhirnya memperbolehkan perempuan untuk kembali bersekolah dengan syarat wajib menggunakan hijab.
“Taliban tidak pernah berencana untuk melarang perempuan dalam bersekolah dan bekerja. Bahkan, kami memiliki sebuah rencana supaya para perempuan mengajar anak-anak dari kelas satu hingga enam, baik laki-laki maupun perempuan,” kata Sekretaris Menteri Pendidikan, Nazar Mohammad Erfan, dikutip dari tass.com, Jumat, 19 November 2021.
Nazar juga menjelaskan bahwa perempuan butuh dilibatkan dalam pendidikan dasar karena di dalam pendidikan dasar seorang guru harus memiliki kesabaran dan perhatian khusus.
“Taliban memercayai bahwa siswa yang ada di pendidikan dasar membutuhkan seorang guru yang memiliki kesabaran dan perhatian khusus,” kata Nazar.
Selain itu, Abdul Muta’ali, pakar Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) menyatakan bahwa selama Taliban mampu menjaga peran perempuan, maka dapat dipastikan Taliban sudah berubah dan berbeda saat berkuasa dulu.
“Karena itu, lihat saja dari bagaimana mereka memperlakukan perempuan dan memenuhi hak-hak perempuan.
Apakah ada faksi-faksi lain yang ikut juga dalam pemerintahan Taliban atau hanya Taliban? Ini menjadi suatu indikasi perubahan Taliban, sama ketika Moersi berkuasa di Mesir, kata Abdul Muta’ali dalam sebuah diskusi virtual, Minggu, 5 September 2021.
EIBEN HEIZIER
Baca:
Afghanistan Impor 100 Megawatt Listrik dari Iran untuk Atasi Krisis Listrik
4 hari lalu