TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat berencana untuk berinvestasi dalam lima hingga 10 proyek infrastruktur besar di seluruh dunia pada Januari sebagai bagian dari program Kelompok G7 yang lebih luas untuk melawan Belt and Road Initiative atau proyek OBOR Cina, kata seorang pejabat senior AS pada Senin.
Delegasi AS yang dipimpin oleh wakil penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Daleep Singh, mengidentifikasi setidaknya 10 proyek yang menjanjikan di Senegal dan Ghana selama tur pekan lalu, kata pejabat itu, dikutip dari Reuters, 10 November 2021.
Para pejabat bertemu dengan para pemimpin pemerintah dan sektor swasta saat mereka mencari proyek yang akan didanai di bawah inisiatif Build Back Better World (B3W) yang diluncurkan oleh negara-negara demokrasi kaya G7 pada bulan Juni. Rencana dapat diselesaikan selama pertemuan G7 pada bulan Desember, kata pejabat itu.
Delegasi AS mengunjungi Ekuador, Panama dan Kolombia selama tur serupa pada awal Oktober, dengan yang lain dijadwalkan untuk mengunjungi Asia sebelum akhir tahun, kata pejabat itu, tanpa menyebutkan negara Asia tertentu.
Inisiatif B3W G7 ditujukan untuk memenuhi sebagian investasi infrastruktur senilai US$40 triliun (Rp570 ribu triliun) yang akan dibutuhkan negara-negara berkembang pada tahun 2035 dan memberikan alternatif bagi praktik pinjaman bermasalah oleh Cina, kata para pejabat.
Amerika Serikat akan menawarkan negara-negara berkembang berbagai alat keuangan AS, termasuk saham ekuitas, jaminan pinjaman, asuransi politik, hibah dan keahlian teknis untuk fokus pada iklim, kesehatan, teknologi digital dan kesetaraan gender, ujar pejabat itu.
“Upaya itu berusaha untuk mengidentifikasi proyek-proyek unggulan yang dapat diluncurkan pada awal tahun depan," kata pejabat itu.
Singh bergabung dalam tur Afrika bersama Alexia Latortue, wakil kepala eksekutif Millennium Challenge Corp, dan Travis Adkins, wakil asisten administrator untuk Afrika di Badan Pembangunan Internasional AS, kata Emily Horne, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Joe Biden berusaha untuk memajukan inisiatif selama pertemuan di sela-sela konferensi iklim PBB COP26 dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mitra G7 lainnya.
Pejabat pemerintah mengatakan pejabat senior di Senegal dan Ghana menyambut jaminan AS bahwa tidak seperti Cina, kreditur terbesar dunia, Amerika Serikat tidak akan memerlukan perjanjian kerahasiaan atau perjanjian jaminan yang dapat mengakibatkan penyitaan pelabuhan atau bandara di kemudian hari.
Proyek yang dibahas termasuk rencana mendirikan pusat pembuatan vaksin untuk Afrika Barat di Senegal, memperkuat pasokan energi terbarukan, meningkatkan pinjaman untuk bisnis milik perempuan, dan mempersempit kesenjangan digital.
Ketika ditanya tentang proyek tersebut selama konferensi pers rutin pada hari Selasa, juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin mengatakan ada "ruang besar" untuk kerja sama infrastruktur.
"Inisiatif yang berbeda tidak mengimbangi atau menggantikan satu sama lain," kata Wang.
“Dunia membutuhkan upaya untuk membangun jembatan...kita perlu memajukan konektivitas, bukan memisahkan,” ujar juru bicara Kemenlu Cina.
Baca juga: Kelompok G7 Mau Buat Proyek Infrastruktur Tandingi Belt and Road Initiative Cina
REUTERS