TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menjamu pemimpin Suriah Bashar al Assad di Moskow untuk pertama kalinya sejak 2015 pada Senin dan mengkritik pasukan asing yang berada di Suriah tanpa mandat PBB.
Putin, sekutu paling kuat Assad dalam konflik Suriah selama satu dekade, terakhir menerima pemimpin Suriah di Rusia pada 2018 di kediaman musim panasnya di resor Laut Hitam Sochi.
Angkatan udara Rusia memainkan peran penting dalam mengubah konflik Suriah yang kemudian menguntungkan Assad setelah dikerahkan di sana pada tahun 2015, membantunya memulihkan sebagian besar wilayah yang hilang dari pemberontak.
Namun, sebagian besar Suriah tetap berada di luar kendali negara, dengan pasukan Turki dikerahkan di sebagian besar utara dan barat laut, benteng besar terakhir pemberontak anti-Assad, dan pasukan AS di timur dan timur laut yang dikuasai Kurdi, menurut Reuters, 14 September 2021.
Bashar al Assad, yang juga telah didukung oleh Iran selama konflik, telah melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri sejak perang dimulai pada tahun 2011.
Putin mengatakan kepada Assad, pasukan asing di Suriah tanpa keputusan PBB merupakan penghalang bagi konsolidasinya, kata Kremlin. Putin juga mengucapkan selamat kepadanya karena memenangkan masa jabatan keempat dalam pemilihan presiden pada Mei.
"Teroris mengalami kerusakan yang sangat serius, dan pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Anda, menguasai 90% wilayah," kata Putin, menurut pernyataan Kremlin.
Kremlin mengatakan Assad berterima kasih kepada pemimpin Rusia atas bantuan kemanusiaan ke Suriah dan atas upayanya untuk menghentikan "penyebaran terorisme".
Dia memuji apa yang dia sebut keberhasilan tentara Rusia dan Suriah dalam membebaskan wilayah pendudukan Suriah.
Assad juga menggambarkan sanksi ilegal yang dijatuhkan oleh beberapa negara kepada Suriah.
Amerika Serikat memperketat sanksi terhadap Suriah tahun lalu, mengatakan mereka bertujuan memaksa Assad untuk menghentikan perang dan menyetujui solusi politik.
Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan kedua Putin dan Assad membahas kerja sama antara tentara Suriah dan Rusia dalam memerangi terorisme dan menyelesaikan pembebasan tanah yang masih di bawah kendali organisasi teroris.
Baca juga: Rusia Kerahkan 200 Ribu Prajurit dan 300 Tank Selama Latihan Militer Zapad 2021
REUTERS