TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin pada Ahad menolak gagasan mengirim pengungsi dari Afghanistan ke negara-negara dekat Rusia, dengan mengatakan dia tidak ingin militan muncul di bawah perlindungan pengungsi, kantor berita Rusia melaporkan.
Vladimir Putin mengkritik gagasan beberapa negara Barat untuk merelokasi pengungsi dari Afghanistan ke negara-negara tetangga di Asia Tengah, sementara visa mereka ke Amerika Serikat dan Eropa sedang diproses.
"Apakah itu berarti bahwa mereka dapat dikirim tanpa visa ke negara-negara itu, ke tetangga kita, sementara mereka sendiri (Barat) tidak ingin membawa mereka tanpa visa?" laporan TASS mengutip pernyataan Putin kepada para pemimpin partai Rusia Bersatu yang berkuasa, Reuters melaporkan, 23 Agustus 2021.
"Mengapa ada pendekatan yang memalukan untuk memecahkan masalah?" katanya.
Seorang pejuang Taliban berlari ke arah kerumunan di luar bandara Kabul dengan membawa RPG-7, di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. RPG-7 adalah granat berpeluncur roket anti tank yang diluncurkan dari pundak yang banyak diproduksi. REUTERS TV/via REUTERS
Amerika Serikat mengadakan pembicaraan rahasia dengan sejumlah negara dalam upaya putus asa, untuk mengamankan kesepakatan untuk sementara menampung warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah AS, Reuters melaporkan.
Putin mengatakan Rusia, yang mengizinkan perjalanan bebas visa bagi penduduk negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, menentang hal itu.
"Kami tidak ingin militan muncul di sini di bawah perlindungan pengungsi," kata Putin.
Ketika beberapa negara Barat bergegas untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan, Rusia memuji Taliban karena memulihkan ketertiban setelah pengambilalihan negara itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan para pemimpin Taliban telah menepati janji mereka sejauh ini.
"Kami melihat pernyataan yang dibuat Taliban tentang penghentian aksi pertempuran, amnesti bagi semua yang terlibat dalam konfrontasi, tentang perlunya dialog nasional...ini sedang dilaksanakan," katanya seperti dikutip oleh RIA.
Lavrov mengatakan Taliban telah memulai kontak dengan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Baca juga: Tolak Pengungsi Dari Afghanistan, Turki Perkuat Perbatasan
TASS | REUTERS