TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Turki bertahan dengan sikapnya untuk menolak pengungsi dari Afghanistan. Dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad kemarin, Turki memperkuat perbatasannya dengan membangun tembok setinggi tiga meter, selokan, serta memasang jeruji tajam agar pengungsi asal Afghanistan kesulitan untuk masuk.
Pemerintah Turki menyakini negara mereka sudah terlalu banyak pengungsi. Saat ini saja, mereka menampung 4 juta pengungsi dari Suriah, belum mereka yang dalam status transit menuju Eropa. Ditambah pengungsi dari Afghanistan, Turki bisa kepenuhan.
"Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pagar perbatasan kami tidak bisa ditembus. Harapan kami, tidak ada gelombang migran dari Afghanistan," ujar Gubernur Provinsi Van, yang dilalui garis perbatasan, Mehmet Emin Bilmez, Ahad, 22 Agustus 2021.
Menurut laporan Reuters, Turki akan terus memperkuat perbatasannya beberapa waktu ke depan. Salah satunya adalah tembok pembatas sepanjang 64 kilometer. Selain itu, jumlah selokan, jeruji tajam, dan patroli keamanan juga akan ditambahkan untuk mengawal garis perbatasan yang panjang totalnya 560 kilometer itu.
Turki bukan satu-satunya negara yang memperkuat perbatasan dan menolak pengungsi dari Afghanistan. Yunani baru saja menyelesaikan pembangunan sistem pengawasan dan pagar sepanjang 40 kilometer untuk menghalau pengungsi yang berhasil menembus Turki.
"Mau sekuat apapun perbatasan yang dibuat, ada saja yang berhasil menembusnya dari waktu ke waktu. Beberapa yang ketahuan melipir ke Iran, namun kembali datang untuk mencoba lagi," ujar salah satu petugas perbatasan.
Sejauh ini, ada 182 ribu migran terdaftar asal Afghanistan di Turki. Mereka yang tidak terdaftar (baca: ilegal) ada sekitar 120 ribu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Uni Eropa untuk mengurus sendiri gelombang pengungsi karena ia tak mau Turki jadi tempat penampungan pengungsi. "Kami bukan unit penampungan pengungsi-nya Eropa," ujar ia.
Baca juga: NATO: 20 Orang Tewas di Bandara Afghanistan Selama Proses Evakuasi Sepekan Ini
ISTMAN MP | REUTERS